Friday, June 23, 2017

[Sharing] : Pre-Traveling to KL (Laporan dari Seksi Ribet)



Assalamualaikum, ketemu lagi kan sama review-an jalan-jalan gue. Beberapa blog yang lalu memang gue sempet menyebutkan betapa gue tidak punya waktu karena kesibukan gue yang nggak main-main ini, dan akhirnya nggak punya kesempatan sama sekali buat jalan-jalan. Tapi Alhamdulillah, Allah masih mendukung kegemaran gue ini.  


Gue tahu sih, sebenernya gue sedang diberikan yang terbaik oleh Allah SWT. Gimana nggak, dengan kesibukan gue bisa menghidupi keluarga gue, dan... yang paling penting melupakan segala kegalauan gue. Allah nggak ngasih gue jeda untuk berlarut-larut dengan hal yang membuat hati gue gundah dan cemas, dan ya kalian tahu-lah pembahasan-yang-nggak-ada-matinya-itu... kalau gue jabarin, panjang lagi ceritanya, dan cerita gue akan semakin nggak bermutu kalau hanya curhatan aja, bahahak.

So, gue kembali dengan cerita gue melancong ke tempat orang. Kali ini, bisa jalan-jalan aja gue udah seneng banget ya, nggak berharap bisa lama-lama di sana juga (walau sebenarnya ingin). Bisa dibilang, ini jalan-jalan gue yang paling kilat, sebentar banget. Tapi setidaknya gue telah memenuhi keinginan gue yang sempat gue lontarkan entah kapan tepatnya.

Keinginan itu adalah “Ingin mencoba suasana berpuasa di negeri orang.” Tetap aja gue belum siap dengan keadaan negeri yang mayoritasnya nggak berpuasa, gue mesti ngerasain dulu ke negera yang paling tidak hampir setengah atau setengah lebih dari penduduknya ikut berpuasa. So, kami putuskan Kuala Lumpur, Malaysia-lah yang menjadi tujuan kita.


Sebentar banget, sungguh. Demi tidak mengganggu acara yang lainnya dan itu pun udah mengorbankan beberapa acara, kita hanya dapet 4 hari 3 malem, itu include waktu perjalanannya. Waktu berkualitasnya hanya sehari, sehari lagi hari kebut-kebutan dengan waktu, dan dua hari sisanya adalah waktu di perjalanannya. Untungnya, waktu berkualitasnya itu, Alhamdulillah sangat-sangat-menyenangkan.

--

Berawal dari postingan biaya travel yang dipost di akun instagramnya @khiartour, yaitu “biaya PP ke KL hanya 500 ribu saja (dengan minimal pembelian tiga tiket)”. Ini sungguh menggugah selera. Hati kecil gue berteriak-teriak ingin ngambil tiket itu, namun kesibukan gue rasanya nggak bisa ditinggalkan. Saat itu gue cukup galau memutuskan unuk mengambilnya atau nggak, tapi akhirnya gue meluapkannya ke grup chat. Oh, kalau nggak salah, biaya travel itu bukan saja hanya ke KL, tapi ke beberapa tempat, salah satunya ke Thailand juga.

Respon dari temen-temen gue juga sama dengan gue, sama halnya kayak harimau ngeliat buruannya #lebaipakebanget

“Ayo berangkat, Gaess!!” gue lupa gue bilang apa sih, tapi yang jelas gue mengajak yang lain dengan keinginan yang sangat tinggi, meskipun gue nggak yakin dengan waktu gue. Saat itu gue mikir, entah berapa banyak waktu yang bisa gue luangkan.

Ternyata ajakan gue ditanggapi serius sama yang lainnya. Setelah berdiskusi kita akhirnya memutuskan destisanasinya ke Kuala Lumpur. Itu sama persis dengan yang gue inginkan dan bisa memenuhi salah satu impian gue.

Beberapa dari temen gue yang lain mengatakan “Buat apa lo jalan-jalan ke KL pas lagi puasa? Kaga bisa nyobain apa-apa, Bray...”

Loh, memangnya kalian tahu tujuan gue ke sana buat apa? Dan kalian nggak tahu ya, prinsip gue yang minimalis bin ekonomis alias ngirit-is ini, pas banget sama momen puasa ramadhan ini.

Gue diajarkan di keluarga gue buat ngirit sengiritnya, tapi tentu aja dengan prinsip ngirit yang benar. Gimana maksudnya? Ngirit dengan tetap mempertimbangkan kualitas, ngirit dengan mengutamakan prioritas, ngirit dengan tetap bisa berbagi ke sesama, dan ngirit dengan bisa menyisakan uang sebanyak-banyaknya juga memakai uang dengan seminim-minimnya. Itu nggak mudah, harus melewati berbagai macam analisis dan pengalaman, brosis. #tsaah

Jadilah disela atau di akhir dari kesibukan harian gue, selalu gue usahakan buat mencari sebanyak-banyaknya info ini itu, agar perjalanan gue tetap nyaman dan tetap ekonomis. Belom lagi, di salah satu grup jalan-jalan ke KL ini, gue disatukan oleh Dhira yang prinsip jalan-jalannya berbeda. Prinsip yang dia anut adalah “Flashpacker” (kalau nggak salah). Yang menurutnya, destinasinya lumayan banyak, tapi yang paling diutamakan adalah hotel yang nyaman (kadang dalam tagar mahalnggakpapaasalnyaman), dan bawaannya dengan koper bukan backpack (tas gendong). Yang pada akhirnya Dhira mengikuti prinsip kami (yang mayoritas dari grup ini adalah penganut minimalis ekonomis) xD.

Balik lagi ke cerita persiapan gue sebelum ke KL. Saat itu dengan tanggal yang kita mau, @khiartour nggak bisa memenuhi permintaan kami. Tiket yang diinginkan sama sekali nggak cocok dengan yang tersedia. Lalu karena berpikir mungkin saja dengan usaha sedikit keinginan gue masih diridhoi oleh Allah, jadilah gue acak-acak website-nya airasia.com. Alhamdulillah, tiket yang diinginkan bisa didapet dengan harga yang nggak beda jauh sama di travel tersebut. 520ribu, untuk PP JKT-KL, seneng maksimal banget!

Namun belum selesai sampai situ, gue harus bongkar-bongkar booking.com untuk mencari penginapan yang murah tapi nggak murahan juga. Awalnya setelah pencarian panjang dan saran dari adik iparnya Dhira, Bila, akhirnya kita mengambil satu apartemen untuk ditempati oleh lima orang. Tapi beberapa minggu sebelum hari H, booking-an itu dicancel dari pihak apaertemennya. Ada konfirmasinya sih ke gue, waktu itu pihak mereka bilang pada tanggal segitu apartemen itu mendadak nggak bisa dipakai (mereka nggak bilang lengkapnya sih). Akhirnya kita terpaksa untuk kembali bergulat dengan internet dan mencari penginapan. Ini nggak mudah, mencari tempat yang murah tapi nggak murahan, nyaman tapi tetap ekonomis, benar-benar nggak mudah, Jendral.

Apartmen sebelumnya pun itungan biayanya lumayan banget. Seorangnya cuma kena 130 ribuan per malem per orangnya. Tempatnya katanya sih strategis buat kemana-mana, dan yang terpenting kamar mandinya di dalam atau bukan sharebathroom (ini poin penting banget). Dan dengan poin yang sama gue akhirnya bisa mendapatkan hotel seperti itu, hanya saja nggak ada kamar untuk 5 orang. Karena hari kepulangan kita juga berbeda akhirnya, kita memutuskan untuk memecah grup menjadi dua grup. Kamar yang bertiga dan berdua. Meskipun pada akhirnya kita berlima satu kamar xD (akan gue ceritakan di postingan berikutnya aja).

Setelah itu hal yang paling penting lainnya adalah transportasi. Kalau di Lombok, transportasi yang nggak praktis alias cuma dikit pilihannya, bikin biaya transport jadi mahal. Tapi ternyata dengan banyaknya pilihan transportasi pun, malah jadi bingung. Mau yang murah, tapi ribet dan lama. Mau yang cepet tapi mahal.

Yang jadi fokus kita pertama dalam poin transportasi adalah gimana caranya kita sampai hotel dengan biaya yang murah, tapi nggak lama-lama banget.

Berbagai blog udah gue obrak-abrik dan akhirnya menemukan beberapa pilihan. Dari paling simple sampai paling ribet.

  1. Dengan grab. Gue udah lupa-lupa gimana gitu, kalo nggak salah dari bandara KLIA 2 sampai ke hotel gue sekitar 130an atau 140 MYR. Pokoknya seratusan ke atas gitu deh. Yang berarti kita seorang habis sekitar 20 MYR lebih dikit lah. Menurut gue ini pilihan yang bagus dari pada kita harus pake KLIA Express (kereta menuju ke tengah kota KL).
  2. Dengan Bus. Ini paling murah. Sungguh, sampai KLCC itu hanya habis 12 MYR. Tapi paling lama juga waktu perjalanannya. Yah, nggak lama-lama banget sih, karena kebetulan kita jalan di jam-jam awal dan akhir jadi jalannya sepi. Gue nggak tau deh kalau jalan di siang hari, atau di jam sibuk. Tapi waktu yang kita tempuh saat itu sekitar 1.5 jam lebih atau dua jam lebih? (lupaaa..). Dikarenakan macet di daerah kotanya (parah, jam 11-12 malem masih macet book). Kita diantar sampai ke hotel di Bukit Bintang lho, tapi dengan tambahan biaya 6 MYR (Busnya sampai KLCC, lanjut naik mobil mini bus ke daerah kota). Jadi total 18 MYR sampai ke hotel. Dan lebih mudah beli di loket Skybus-nya langsung (soalnya gue udah sempet mikir buat beli tiket online).
  3.  Dengan KLIA Express. Ini pilihan terakhir banget. Ya masa satu orang mesti bayar 55 MYR, langsung abis lah duit gue, wakaka. Apapun tolong selain dengan kereta ini. Keuntungan yang bisa didapet adalah waktu. Kalau nggak salah dengan kereta ini, habis 45 menitan untuk bisa sampai kota.
  4. Dengan kereta transit. Ini pilihan ribet kayanya, ini pilihan yang gue taro sebelum KLIA Express, tapi belom gue pelajari bener-bener karena ribet.

Transportasi di KL cukup nyaman karena lebih praktis dari pada Indonesia yang cuma punya KRL dan Busway doang.

Kalau di KL untuk pilihan kereta ada LRT, MRT, dan Monorail. Kalau bus-nya ada RapidKL dan GoKL (yang biasa kita melencengin panggilannya dengan GOKiL xD). Karena akhir-akhir ini gue di Jakarta juga udah jadi anker (anak kereta xD), maka saat di KL gue lebih suka naik kereta juga. Kisaran harga nya 1 MYR sampai 3 MYR (ini bukan range maksimal harga, berdasarkan biaya yang gue gunain ke tempat yang gue datengin aja), tergantung jaraknya. Cara beli tiket di mesinnya juga nggak susah-susah banget kok, yang penting kita udah tau tujuan kita kemana, dan dari patokan stasiun itu kita bisa liat naik apa (LRT, MRT, atau Monorail). Meskipun pada akhirnya karena beberapa alasan kita di hari kedua bersedia macet-macetan dengan bus gratis, Bus GoKiL.

Nah, itu beberapa hal penting yang perlu banget kalian cari tahu dan dapatkan sebelum pergi ke KL, masalah tujuan, makanan dan oleh-oleh sebenernya poin ke sekian. Karena kalau tujuan kadang bisa berubah-ubah pas di sananya. Tapi kalau poin di atas itu harus di-fixed-in dulu, biar paling nggak bisa sedikit bernapas lega.

Ya, inilah gue. Tujuan jalan-jalan gue sebenernya cuma biar tahu setiap sudut ciptaan Allah dan tentu buat refresh. Jadi kadang gue nggak jelas mau kemananya, nggak ada tempat spesial yang pengen gue kunjungi soalnya. Tapi biar jalan-jalannya lebih bermanfaat akhirnya kita memutuskan harus punya satu tema di sini, dan tercipta-lah tema “Jelajah Mesjid di Kuala Lumpur.”

Mesjid Asy-Syakirin, KLCC Park

FYI dari uang yang gue bawa 290 MRY, gue masih bisa bawa pulang 55 MYR. Kalau di-convert  ke rupiah, habis Rp. 728.500 selama 4hari 3 malam. Include hotel, makan, transport, dan (sedikit) oleh-oleh. Jadi total habis ke KL kemaren, Rp. 1.248.500. Lagi, gue cukup bangga dengan angka ini. Kadang malah, dengan harga segini kalian cuma bisa dapet tiketnya doang, kan? :D


1 comment: