Serba Manis With Anggi
Pertama-tama rasanya mau
ngasih piala atau tropi gitu ke Cici, yang kerjaannya nyingkat-nyingkat kata
dengan indah(meski banyakan ancurnya). Dapet ide dari mana coba tuh anak...
Ya, Seperti yang
diketahui--anak-anak OWOP tentunya—SERBA MANIS itu adalah singkatan, yang
berarti Sharing Bareng Penulis. Kegiatan OWOP yang satu ini diadakan tiap hari
jum’at, dari jam 20.00 – 22.00.
Peraturan saat sharing
ini juga nggak susah kok. Anggota sharing diperkenankan untuk bertanya sebanyak
yang dia mau kepada narasumber. Format standar aja, seperti :
(Nama) tanya :
1. ...
2. ...
3. ... dst
Lalu narasumber akan
menjawabnya sesuai pengalaman yang dia alami atau ilmu-ilmu yang sudah dia
miliki.
Intinya acara yang ini
oke banget buat para calon penulis yang butuh motivasi, butuh pencerahan, dan
butuh kasih sayang #eh
Bahkan oke pula buat
sesama penulis, supaya semangat menulisnya terus terpupuk.
Dan malam ini, acaranya
yang dipersembahkan oleh OWOP ini okeeeeeeh banget. Narasumber kita adalah Raden Anggi Rospidia, atau
yang akrab disapa dengan sebutan Anggi atau Teh Anggi. Narasumber kita yang
satu ini, udah cantik luar dalem, kerennya luar biasa, euy.
Nggak percaya, sok atuh langsung
dicekibrot biodatanya dan tanya-jawab Anggi dengan kawan-kawan OWOP.
Biodata Penulis
Nama Lengkap : Raden Anggi Rospidia, SE
Nama panggilan : Anggi / teteh Anggi
TTL : Serang, 17 Juni 1992
Anak : Pertama dari 2 bersaudara.
Pendidikan : S1 Ekonomi Manajemen th.2015
Kegiatan : Menulis dan aktifis sosial media
Kegiatan sekarang : Masih
bekerja sebagai Pramugari di maskapai penerbangan GIA (InshaAllah sampe
sekarang terus berjuang untuk bisa hijrah dan kaffah dalam berhijab karena
Allah. Mohon doa ya...)
Data tambahan :
·
Mulai suka nulis dari
SD. Sampe ikut
sayembara ditingkat SMP, SMA mulai jadi penulis freelance di surat kabar harian lokal (Banten)
·
Aktif di dunia modelling catwalk
dari usia 5 tahun,
·
Dunia tarik suara di th 99 dari ngeband, keyboardist dan solo karir di th 2000
·
Aktif di dunia seni peran juga teater dari tahun 2005
·
Duta Budaya dan Pariwisata juga Pendidikan Propinsi Banten th 2008 di usia 16 tahun
·
Penulis the best seller indiependent novel
·
Ratu Banten Star (anak asuh Gola gong
president Rumah Dunia Indonesia )
·
Mulai berkerudung di tahun 2011
·
Mulai belajar syar'i di tahun 2014 (satu tahun lalu)
"Yang saya yakini sampai detik ini
adalah Cinta Allah yang tak berkadar, setiap kesempatan yang Allah berikan
sampai saat ini merupakan kesiapan diri untuk menjemput Cinta-Nya yang abadi.
yang saya punya saat ini merupakan ujian
yang Allah berikan, apakah saya bisa bersyukur dengan sebaik-baiknya takwa
apakah tidak? Dan saya akui saya belumlah kaffah, maka dari itu
saya ingin sekali sahabat semua tahu, bahwa tidak ada ujian yang Allah beri
kepada hambaNya melainkan sesuai dengan kesanggupan daripada hambaNya dan
semoga kita senantiasa istiqomah dijalanNya."
Dan... Ini dia novel karya Anggi.
Diary of Flight Attendant
Wannabe
Sinopsis Cerita :
Pemeran utama : Keisha.
Ia punya mimpi untuk
menjadi Pramugari, disela perjalanannya meraih mimpi harus kehilangan ibunya yang
biasanya menyemangati, ibunya meninggal ketika Keisha berangkat ke Jakarta untuk
walk in interview. Keisha ini sudah
gagal 5 kali tes, tapi terus berusaha, sempat down dan enggan beranjak untuk raih mimpinya, tapi ayahnya
menyemangati pengganti ibu yang sudah tiada. Dalam novel ini terdapat cinta
yang mendalam kepada orangtua, harapan yang terbalut rapi dalam untaian doa,
usaha yang tanpa gentar, berani, yakin pada ketentuan Allah akan mimpinya yang
bisa diraih, dan berkisah tentang akhir yang bahagia walau tanpa memiliki,
karena dalam tetesan air mata juga perjuangan dapat diraih bahagia itu, dalam
senyum yang getir, menjadikan Keisha semakin dekat kepada Allah
Dan tema diskusi kita malam ini adalah :
Bagaimana menulis
perjalanan hidup menjadi tulisan yang renyah dan menginspirasi?
Berikut rekap
tanya-jawab dari teman-teman OWOP dan Anggi (narasumber 07 Agustus)
Pertanyaan
Dyah Yuukita
Bagaimana
Teteh bisa
mendapatkan feel dari sebuah cerita kaka?
Anggi menjawab :
Dyah... untuk dapat feel
dari sebuah cerita, ya jadi tokoh itu sendiri. Cuma memang pasti agak susah
diawal, kalo mau bikin tulisan kan. Cuma kalo serius dan kontinyu pasti bisa,
ya harus dipaksain gitu
Pertanyaan Dyah Yuukita
Aku udah jadi tokoh yang
kita buat tapi ada aja feelnya kurang
dapet atau bisa dikatakan kurang greget. Bagaimana ya
solusinya Teh?
Anggi menjawab :
Dyah... kalau kurang
dapat feelnya pasti karna
diulang-ulang terus dibaca pas setelah nulis, jadi tipsnya terus aja nulis
jangan review dulu. Karena kalo sering direview malah suka berubah rubah,
kepinginan nulis plotnya suka beda, mau ini mau itu. Jadi nggak rampung-rampung.
Pertanyaan
Faradila
Udah berapa buku yang Teteh
tulis? Trus apa kebanyakan ceritanya dari kisah hidup Teteh sendiri?
Anggi menjawab :
Faradila... udah 3 buku. Semuanya indie. Pertama DOFAW (Diary Of
Flight Attendant Wannabe) novel ini non fiksi, menceritakan orang lain, lewat observasi.
Yang kedua
novel kumpulan cerpen gitu,
namanya lupa apa. Bareng sama anggota komunitas penamorfosa. Yang novel ke 3 dari sayembara gitu.
Pertanyaan
Tiara
Dear mba Anggi, mau tanya nih hehehe
1. Novel pertama mba Anggi itu diambil dari
kisah nyata ya mba?
2. Mba Anggi nulisnya genre apa mba?
3. Mba Anggi kasih tips dong biar yang lainnya
termasuk Tiara bisa konsisten nulis, karena kadang uring-uringan mba
4. Indie itu gimana ya Mba Anggi? Tiara
taunya Indie itu band hehehe
Anggi menjawab :
Tiara... yang point
pertama dan kedua udah dijawab. Point ke 3 : tipsnya supaya konsisten nulis, ya
macu diri sendiri buat mau ngetik. Begitu waktu luang langsung buka laptop,
kalopun udah di depan laptop suka bengong dan gak dapet ide berjam jam,
setidaknya ya udah ada usaha. Tips lainnya, bawa memo kecil yg bisa di saku. Jadi
begitu dapat "ilham" langsung tulis.
Indie itu self publishing jadi editing bisa dari komunitas, atau dari yang bisa kita percayai,
percetakannya juga
cari sendiri, sampe pemasaran dan pengiriman sendiri (indipendent).
Pertanyaan
Imron
1. Bisa diceritain singkat proses pembuatan
novel fligh (duh sy blum hafal jdul novelny) dari mana idenya, apa aja
hambatan dan tantangan? Dan berapa lama proses sampai naskah
terbit?
2. Pesan buat kami agar bisa konsisten menulis apa aja?
Terimakasih
Anggi menjawab :
Imron
untuk poin kedua udh ada
balasannya mewakili pertanyaan sebelumnya ya.
DOFAW sebut aja gitu biar gampang. Idenya, karna dari
observasi itu. Sebenarnya yg DOFAW ini perkawinan antara ilmu ekonomi dan sastra
#asek jadi sebelum nulis, bikin observasi, kumpulin data.
Para
peminat yang
saat itu menjadi bahan observasi Anggi butuh apa, dan dari
data itu Anggi
membuat solusi dari
kebutuhan mereka. Di buat novel, diangkat dari
cerita yang
mengirimkan email, ya ditambahi bumbu-bumbu juga sih.
Ada motivasi yang mengacu
kepada siapa diri berpegang? Ya kalau yg namanya kebutuhan dan terkabulnya doa
kan balik ke lagi ke Allah ya, jadi disitu, mau usia berapapun kita, masalah
apapun kita, baliknya ke Allah lagi. Nanti masing-masing dari kita tau sendiri
kok genrenya mau seperti apa. Karena timbul dari hati. Menulis itu dengan hati,
gak karena emosi atau kepinginan aja. Pasti beda deh hasilnya yang dari hati
itu lebih cepat sampainya ke pembaca.
Pertanyaan Junita
Mbak Anggi menulis sebuah
pengalaman pribadi yang biasa aja menjadi luar biasa, bisakah dibagikan tipsnya
Mbak?
Anggi menjawab :
Ya bisa aja jadi luar
biasa, suatu tulisan kalau memang dengan hati pasti akan luar biasa inshaAllah,
jd gak kesannya fake, gak bikin jenuh
pembaca juga. Yang harus ditekankan ke penulis itu harus punya daya pikat /
karakter dalam tulisannya, jadi gak monoton, plotnya juga jangan terlalu basa
basi, malah muter-muter jadinya. Kalo punya ide, langsung rekap. Jadi jangan
kelewatan dengan ide-ide yang biasanya suka mampir sekelebat lalu. Cuma who knows kalo ide yg sekelebat itu
punya value?
Pertanyaan
Ria
1. Kalo cari inspirasi menulis selain dari pengalaman pribadi
paling dapet feelnya dari mana Kak?
2. Alasan Kakak buat jadi penulis itu?
3. Langkah paling dasar dan penting buat
jadi penulis?
4.
Motivasi Kakak kalo lagi males nulis gada
inspirasi?
5. Motivasi Kakak buat kd muslimah yang
kaffah. Kalo
perlu ceritain awal mulanya biar tambah nyuss
Anggi menjawab :
1. Dari membaca, jujur ya
kalo Anggi sih jarang banget suka nonton tv yang berkonfik, malah nontonnya
berita yang flat banget. Nahh kalo
baca kita dapat pelajaran baru, konflik baru, solusi baru, kamus bahasa baru. Ya
banyak. Seru pokoknya
2. Alasan jadi penulis karena
sekarang udah jadi kebutuhan gak cuma sekedar pingin aja. Dan genre Anggi sendiri lebih yang islami, jadi
sambil berdakwah, ya semua kan proses ya?
3. Langkah dasarnya,
paksa buat baca karena penulis suka males baca. Dan paksa juga buat nulis
walaupun gak dapet ide. Karena kebaikan itu kan dateng gak
instan, melalui proses, pelan-pelan tapi pasti.
4. Kalo lagi males nulis, inspirasinya ya, seperti kalian ini, dengan
adanya kalian pasti jadi
moodboster banget.
Dengan kehadiran dan adanya semangat dari luar tanpa sengaja pasti bikin semangat nulis.
5. Motivasinya ya dekaaat dengan Allah, banyak cerita ke Allah, buka
lagi qur'annya. karena yang real itu cuma ada di Al-Qur'an dan hadist. Nah itu yang bikin semangat
Pertanyaan
Ain :
1. Gimana rasanya udah bisa bikin novel?
2. Apa manfaat novel bagi diri mb anggi dan
orang lain?
3. Apakah ketika mau nulis novel butuh
refrensi? Apa saja dan untuk apa?
Makasih mbaak..
Anggi menjawab :
1. Alamdulillah seneng, bahagia yaaa gimana gituu
2. Alhamdulillah bisa motivasi
para pembaca, selain itu Anggi juga
jadi mentor kepribadian
3. Perluuu
bangeettt. Karena kalo gak ada referensi kayak bikin nasi gak pake air jadi
gabisa jadi nasi, ya gitu aja beras.
Pertanyaan
Misa :
Apa hal paling dasar yang bisa bikin kamu betah untuk
konsisten nulis? Meskipun lagi
badmood tapi
karna ingat hal itu jadinya kamu ga terlalu ga ngikutin mood...
Makasih..
Anggi menjawab :
misaa yang moody itu hrs ditrobos. Ya kita harus komitmen sama tujuan
kita
Pertanyaan
Dyah :
Menurut kaka, seseorang layak disebut
sebagai penulis seperti apa?
Menurut kaka, penulis itu profesi atau
hanya hobi?
Anggi menjawab :
Ya kita semua ini
penulis, gak yang harus punya buku dulu baru dibilang penulis. Menulis itu
hobi, penulis itu pilihan, kalau kita mau memilih mengembangkan hobi menjadi
profesi ya hobi kita menulis bisa kita jadikan profesi maka ya jd penulis.
Pertanyaan
Tiara :
Mba Anggi mau tanya lagi kalo boleh
1. Untuk mba Anggi yang cantik, mba kenapa
bisa cantik banget? Haduh...pertanyaan apa ini
2. Mba Anggi dulu awalnya nulis langsung
banyak yang support? Tulisannya langsung bagus gitu ngga mba? Cerita dong mba
sulitnya di awal-awal dulu, karena kebanyakan orang cuma lihat suksesnya aja
tanpa tau jerih payah mba sebelumnya
Makasih mba Anggi
Anggi menjawab :
Tiara... Wahh nomor satu. Astaga.
Maaffff langsung ke no 2 ya...
Yah
namanya baru awal nulis ngga semua orang tau juga kan kalo kita nulis. Jadi belum tentu byk orang yang dukung. Tulisan dinilai bagus ato ngga kan relatif yah. Di situlah gunanya kita
ngasih liat tulisan kita ke orang terdekat dulu. Kita butuh tahu juga penilaian orang kan.
Untuk self improvement
Nah di situ juga nanti
kita jadi dapet feedback mengenai
tulisan kita. Baru deh penilaian orang itu kita jadiin referensi juga buat menilai
dari sendri apakah tulisan kita udah bagus apa belum.
Pertanyaan
Dyah :
Kenpa Teteh gak milih penebit umum (mksudnya bukan indiependent)?
Apakah karena proses penilaiannya lama?
Boleh tau alasannya?
Anggi menjawab :
Dyah... Ini kan pilihan, untuk move on sebenarnya. Awalnya sebelum DOFAW, ada naskah lain. Dan lumayan penyelesaian naskahnya gak sebentar. Begitu diajukan ke big publisher, naskah Anggi ditolak. Dan ya bisa bayangin kan gimana runtuhnya? Sempet
juga gak bs move on, tapi dipikir-pikir lagi dan terus nyemangetin diri buat
nulis lg, makanya setelah itu bikin observasi, jadi kalo nulis gak cuma kosong
aja, gak ada peminatnya. Ya ternyata dengan begitu lebih banyak peminatnya.
Setelah
itu ya sering-sering ikut kegiatan sastra kalau ada waktu luang, ikut seminar, jadi banyakin jaringan. Jadi banyak ilmu, pengalaman
juga.
InshaAllah setelah ini mau bikin naskah novel baru lagi, dan ditujukan ke publisher. Naskah sebelumnya My Diary Journey,
lebih dari satu publisher Anggi masukin naskah Anggi. Sampe bener-bener
berharap banget bisa diterima naskahnya, tapi ya Allah punya rencana lain. Kuncinya
harus tetap berbaik sangka kalau nanti karya kita belum dilirik/diminati
publisher/pembaca, jadikan lecutan semangat, dan perbaikan, pasti deh Allah
punya waktu yang tepat untuk kita bisa mewujudkan apa yang kita harapankan &
cita-citakan. Jadi penulis itu gak mudah, bangga deh yang bisa menulis apalagi
dengan hati. Dengan menulis kita bs membuka jendela dunia, gitu sih bunda Helvy
Tiana Rosa dalam kutipannya.
Pertanyaan
Said :
1. Mba Anggi, tolong ceritain awal mula
nyebur di dunia kepenulisan ini.
2. Bisa jelaskan apa aja komunitas nulis Mba Anggi? Dan apa kelebihannya?
3. Mba, design buku pertamanya bagus, boleh
tau siapa yang design?
4. Salut sama Mba Anggi, semoga terus
Istiqomah. Bisa tolong jelaskan apa
premis itu menurut mba?
Anggi menjawab :
1. Singkat, padat, namun bermanfaat. Awalnya hobi, karena dulu
suka minjem buku-buku temen
jadi kebawa arus karakter
bawaannya mau nulis gitu. Karena Anggi juga sebenernya terbatas kosakata kalo lagi
ngomong jadi lebih prefer ke nulis.
2. Penamorfosa aja, bisa di cek di ig @penamorfosa
3. Dari anggota penamorfosa juga,
banyak bantu dari
temen-temen
komunitas Penamorfosa
4. Premis yg dimaksud apa dulu?
Lalu kemudian jam 22.00
pun tiba. Sayang sekali, masih banyak dan masih semangat temen-temen OWOP yang bertanya,
tapi waktu begitu tega memisahkan kita tanpa ampun #tsaah. Waktunya undur diri,
berterimakasih dan berpisah dengan Anggi. salah satu penulis muda dengan
segudang ilmu.
Tapi untuk temen-temen
OWOP pastinya nggak akan bersedih lama, karena kegiatan “sharing bareng penulis”
akan terus ada setiap minggunya. Maksimal setiap dua minggu sekali. Jadi masih
banyak ilmu dan pengalaman yang bisa “dicuri” dari penulis-penulis hebat
lainnya.
Semoga sharing kali ini
juga memberikan semangat tersendiri kepada temen-temen OWOP dan mari
berlomba-lomba dalam kebaikan dan dalam tulisan. Uhuy!
Pada akhir rekap malam
ini, mari kita tutup dengan kalimat penutup yang diberikan Anggi seusai acara
tadi...
“Penulis
profesional adalah para amatir yang pantang menyerah.”
Anggi – Penulis novel DOFAW
#asikasikjoss
Saya Zu. Wassalamualaikum
<3
No comments:
Post a Comment