Saturday, August 8, 2015

[REKAP SERBA MANIS] Sharing With Anggi ( Penulis Novel DOFAW)

Serba Manis With Anggi

Pertama-tama rasanya mau ngasih piala atau tropi gitu ke Cici, yang kerjaannya nyingkat-nyingkat kata dengan indah(meski banyakan ancurnya). Dapet ide dari mana coba tuh anak...

Ya, Seperti yang diketahui--anak-anak OWOP tentunya—SERBA MANIS itu adalah singkatan, yang berarti Sharing Bareng Penulis. Kegiatan OWOP yang satu ini diadakan tiap hari jum’at, dari jam 20.00 – 22.00.

Peraturan saat sharing ini juga nggak susah kok. Anggota sharing diperkenankan untuk bertanya sebanyak yang dia mau kepada narasumber. Format standar aja, seperti :

(Nama) tanya :
1. ...
2. ...
3.  ...     dst

Lalu narasumber akan menjawabnya sesuai pengalaman yang dia alami atau ilmu-ilmu yang sudah dia miliki.
Intinya acara yang ini oke banget buat para calon penulis yang butuh motivasi, butuh pencerahan, dan butuh kasih sayang #eh
Bahkan oke pula buat sesama penulis, supaya semangat menulisnya terus terpupuk.

Dan malam ini, acaranya yang dipersembahkan oleh OWOP ini okeeeeeeh banget. Narasumber kita adalah Raden Anggi Rospidia, atau yang akrab disapa dengan sebutan Anggi atau Teh Anggi. Narasumber kita yang satu ini, udah cantik luar dalem, kerennya luar biasa, euy.

Nggak percaya, sok atuh langsung dicekibrot biodatanya dan tanya-jawab Anggi dengan kawan-kawan OWOP.

Biodata Penulis

Nama Lengkap : Raden Anggi Rospidia, SE
Nama panggilan : Anggi / teteh Anggi
TTL : Serang, 17 Juni 1992
Anak : Pertama dari 2 bersaudara.
Pendidikan : S1 Ekonomi Manajemen th.2015
Kegiatan : Menulis dan aktifis sosial media
Kegiatan sekarang : Masih bekerja sebagai Pramugari di maskapai penerbangan GIA (InshaAllah sampe sekarang terus berjuang untuk bisa hijrah dan kaffah dalam berhijab karena Allah. Mohon doa ya...)

Data tambahan :
·                     Mulai suka nulis dari SD. Sampe ikut sayembara ditingkat SMP, SMA mulai jadi penulis freelance di surat kabar harian lokal (Banten)
·                     Aktif di dunia modelling catwalk dari usia 5 tahun,
·                     Dunia tarik suara di th 99 dari ngeband, keyboardist dan solo karir di th 2000
·                     Aktif di dunia seni peran juga teater dari tahun 2005
·                     Duta Budaya dan Pariwisata juga Pendidikan Propinsi Banten th 2008 di usia 16 tahun
·                     Penulis the best seller indiependent novel
·                     Ratu Banten Star (anak asuh Gola gong president Rumah Dunia Indonesia )
·                     Mulai berkerudung di tahun 2011
·                     Mulai belajar syar'i di tahun 2014 (satu tahun lalu)

"Yang saya yakini sampai detik ini adalah Cinta Allah yang tak berkadar, setiap kesempatan yang Allah berikan sampai saat ini merupakan kesiapan diri untuk menjemput Cinta-Nya yang abadi.
yang saya punya saat ini merupakan ujian yang Allah berikan, apakah saya bisa bersyukur dengan sebaik-baiknya takwa apakah tidak? Dan saya akui saya belumlah kaffah, maka dari itu saya ingin sekali sahabat semua tahu, bahwa tidak ada ujian yang Allah beri kepada hambaNya melainkan sesuai dengan kesanggupan daripada hambaNya dan semoga kita senantiasa istiqomah dijalanNya."

Dan... Ini dia novel karya Anggi.



Diary of Flight Attendant Wannabe

Sinopsis Cerita :

Pemeran utama : Keisha.
Ia punya mimpi untuk menjadi Pramugari, disela perjalanannya meraih mimpi harus kehilangan ibunya yang biasanya menyemangati, ibunya meninggal ketika Keisha berangkat ke Jakarta untuk walk in interview. Keisha ini sudah gagal 5 kali tes, tapi terus berusaha, sempat down dan enggan beranjak untuk raih mimpinya, tapi ayahnya menyemangati pengganti ibu yang sudah tiada. Dalam novel ini terdapat cinta yang mendalam kepada orangtua, harapan yang terbalut rapi dalam untaian doa, usaha yang tanpa gentar, berani, yakin pada ketentuan Allah akan mimpinya yang bisa diraih, dan berkisah tentang akhir yang bahagia walau tanpa memiliki, karena dalam tetesan air mata juga perjuangan dapat diraih bahagia itu, dalam senyum yang getir, menjadikan Keisha semakin dekat kepada Allah


Dan tema diskusi kita malam ini adalah :
Bagaimana menulis perjalanan hidup menjadi tulisan yang renyah dan menginspirasi? 

Berikut rekap tanya-jawab dari teman-teman OWOP dan Anggi (narasumber 07 Agustus)


Pertanyaan Dyah Yuukita
Bagaimana Teteh bisa mendapatkan feel dari sebuah cerita kaka?

Anggi menjawab :
Dyah... untuk dapat feel dari sebuah cerita, ya jadi tokoh itu sendiri. Cuma memang pasti agak susah diawal, kalo mau bikin tulisan kan. Cuma kalo serius dan kontinyu pasti bisa, ya harus dipaksain gitu


Pertanyaan Dyah Yuukita
Aku udah jadi tokoh yang kita buat tapi ada aja feelnya kurang dapet atau bisa dikatakan kurang greget. Bagaimana ya solusinya Teh?

Anggi menjawab :
Dyah... kalau kurang dapat feelnya pasti karna diulang-ulang terus dibaca pas setelah nulis, jadi tipsnya terus aja nulis jangan review dulu. Karena kalo sering direview malah suka berubah rubah, kepinginan nulis plotnya suka beda, mau ini mau itu. Jadi nggak rampung-rampung.


Pertanyaan Faradila
Udah berapa buku yang Teteh tulis? Trus apa kebanyakan ceritanya dari kisah hidup Teteh sendiri?

Anggi menjawab :
Faradila... udah 3 buku. Semuanya indie. Pertama DOFAW (Diary Of Flight Attendant Wannabe) novel ini non fiksi, menceritakan orang lain, lewat observasi. Yang kedua novel kumpulan cerpen gitu, namanya lupa apa. Bareng sama anggota komunitas penamorfosa. Yang novel ke 3 dari sayembara gitu.


Pertanyaan Tiara
Dear mba Anggi, mau tanya nih hehehe
1. Novel pertama mba Anggi itu diambil dari kisah nyata ya mba?
2. Mba Anggi nulisnya genre apa mba?
3. Mba Anggi kasih tips dong biar yang lainnya termasuk Tiara bisa konsisten nulis, karena kadang uring-uringan mba  
4. Indie itu gimana ya Mba Anggi? Tiara taunya Indie itu band hehehe

Anggi menjawab :
Tiara... yang point pertama dan kedua udah dijawab. Point ke 3 : tipsnya supaya konsisten nulis, ya macu diri sendiri buat mau ngetik. Begitu waktu luang langsung buka laptop, kalopun udah di depan laptop suka bengong dan gak dapet ide berjam jam, setidaknya ya udah ada usaha. Tips lainnya, bawa memo kecil yg bisa di saku. Jadi begitu dapat "ilham" langsung tulis.
Indie itu self publishing jadi editing bisa dari komunitas, atau dari yang bisa kita percayai, percetakannya juga cari sendiri, sampe pemasaran dan pengiriman sendiri (indipendent).


Pertanyaan Imron
1. Bisa diceritain singkat proses pembuatan novel fligh (duh sy blum hafal jdul novelny) dari mana idenya, apa aja hambatan dan tantangan? Dan berapa lama proses sampai naskah terbit?
2. Pesan buat kami agar bisa konsisten menulis apa aja?

Terimakasih

Anggi menjawab :
Imron untuk poin kedua udh ada balasannya mewakili pertanyaan sebelumnya ya.
DOFAW sebut aja gitu biar gampang. Idenya, karna dari observasi itu. Sebenarnya yg DOFAW ini perkawinan antara ilmu ekonomi dan sastra #asek jadi sebelum nulis, bikin observasi, kumpulin data.
Para peminat yang saat itu menjadi bahan observasi Anggi butuh apa, dan dari data itu Anggi membuat solusi dari kebutuhan mereka. Di buat novel, diangkat dari cerita yang mengirimkan email, ya ditambahi bumbu-bumbu juga sih.
Ada motivasi yang mengacu kepada siapa diri berpegang? Ya kalau yg namanya kebutuhan dan terkabulnya doa kan balik ke lagi ke Allah ya, jadi disitu, mau usia berapapun kita, masalah apapun kita, baliknya ke Allah lagi. Nanti masing-masing dari kita tau sendiri kok genrenya mau seperti apa. Karena timbul dari hati. Menulis itu dengan hati, gak karena emosi atau kepinginan aja. Pasti beda deh hasilnya yang dari hati itu lebih cepat sampainya ke pembaca.


Pertanyaan Junita
Mbak Anggi menulis sebuah pengalaman pribadi yang biasa aja menjadi luar biasa, bisakah dibagikan tipsnya Mbak?

Anggi menjawab :
Ya bisa aja jadi luar biasa, suatu tulisan kalau memang dengan hati pasti akan luar biasa inshaAllah, jd gak kesannya fake, gak bikin jenuh pembaca juga. Yang harus ditekankan ke penulis itu harus punya daya pikat / karakter dalam tulisannya, jadi gak monoton, plotnya juga jangan terlalu basa basi, malah muter-muter jadinya. Kalo punya ide, langsung rekap. Jadi jangan kelewatan dengan ide-ide yang biasanya suka mampir sekelebat lalu. Cuma who knows kalo ide yg sekelebat itu punya value?


Pertanyaan Ria
1. Kalo cari inspirasi menulis selain dari pengalaman pribadi paling dapet feelnya dari mana Kak?
2. Alasan Kakak buat jadi penulis itu?
3. Langkah paling dasar dan penting buat jadi penulis?
4. Motivasi Kakak kalo lagi males nulis gada inspirasi?
5. Motivasi Kakak buat kd muslimah yang kaffah. Kalo perlu ceritain awal mulanya biar tambah nyuss

Anggi menjawab :
1. Dari membaca, jujur ya kalo Anggi sih jarang banget suka nonton tv yang berkonfik, malah nontonnya berita yang flat banget. Nahh kalo baca kita dapat pelajaran baru, konflik baru, solusi baru, kamus bahasa baru. Ya banyak. Seru pokoknya    
2. Alasan jadi penulis karena sekarang udah jadi kebutuhan gak cuma sekedar pingin aja. Dan genre Anggi sendiri lebih yang islami, jadi sambil berdakwah, ya semua kan proses ya?
3. Langkah dasarnya, paksa buat baca karena penulis suka males baca. Dan paksa juga buat nulis walaupun gak dapet ide. Karena kebaikan itu kan dateng gak instan, melalui proses, pelan-pelan tapi pasti.
4. Kalo lagi males nulis, inspirasinya ya, seperti kalian ini, dengan adanya kalian pasti jadi moodboster banget. Dengan kehadiran dan adanya semangat dari luar tanpa sengaja pasti bikin semangat nulis.
5. Motivasinya ya dekaaat dengan Allah, banyak cerita ke Allah, buka lagi qur'annya. karena yang real itu cuma ada di Al-Qur'an dan hadist. Nah itu yang bikin semangat


Pertanyaan Ain :
1. Gimana rasanya udah bisa bikin novel?
2. Apa manfaat novel bagi diri mb anggi dan orang lain?
3. Apakah ketika mau nulis novel butuh refrensi? Apa saja dan untuk apa?

Makasih mbaak..

Anggi menjawab :
1. Alamdulillah seneng, bahagia yaaa gimana gituu
2. Alhamdulillah bisa motivasi para pembaca, selain itu Anggi juga jadi mentor kepribadian  
3. Perluuu bangeettt. Karena kalo gak ada referensi kayak bikin nasi gak pake air jadi gabisa jadi nasi, ya gitu aja beras.


Pertanyaan Misa :
Apa hal paling dasar yang bisa bikin kamu betah untuk konsisten nulis? Meskipun lagi badmood tapi karna ingat hal itu jadinya kamu ga terlalu ga ngikutin mood...
Makasih..   

Anggi menjawab :
misaa yang moody itu hrs ditrobos. Ya kita harus komitmen sama tujuan kita


Pertanyaan Dyah :
Menurut kaka, seseorang layak disebut sebagai penulis seperti apa?
Menurut kaka, penulis itu profesi atau hanya hobi?

Anggi menjawab :
Ya kita semua ini penulis, gak yang harus punya buku dulu baru dibilang penulis. Menulis itu hobi, penulis itu pilihan, kalau kita mau memilih mengembangkan hobi menjadi profesi ya hobi kita menulis bisa kita jadikan profesi maka ya jd penulis.


Pertanyaan Tiara :
Mba Anggi mau tanya lagi kalo boleh  
1. Untuk mba Anggi yang cantik, mba kenapa bisa cantik banget? Haduh...pertanyaan apa ini  
2. Mba Anggi dulu awalnya nulis langsung banyak yang support? Tulisannya langsung bagus gitu ngga mba? Cerita dong mba sulitnya di awal-awal dulu, karena kebanyakan orang cuma lihat suksesnya aja tanpa tau jerih payah mba sebelumnya  

Makasih mba Anggi

Anggi menjawab :
Tiara... Wahh nomor satu. Astaga. Maaffff langsung ke no 2 ya...
Yah namanya baru awal nulis ngga semua orang tau juga kan kalo kita nulis. Jadi belum tentu byk orang yang dukung. Tulisan dinilai bagus ato ngga kan relatif yah. Di situlah gunanya kita ngasih liat tulisan kita ke orang terdekat dulu. Kita butuh tahu juga penilaian orang kan. Untuk self improvement
Nah di situ juga nanti kita jadi dapet feedback mengenai tulisan kita. Baru deh penilaian orang itu kita jadiin referensi juga buat menilai dari sendri apakah tulisan kita udah bagus apa belum.


Pertanyaan Dyah :
Kenpa Teteh gak milih penebit umum (mksudnya bukan indiependent)?
Apakah karena proses penilaiannya lama?
Boleh tau alasannya?

Anggi menjawab :
Dyah... Ini kan pilihan, untuk move on sebenarnya. Awalnya sebelum DOFAW, ada naskah lain. Dan lumayan penyelesaian naskahnya gak sebentar. Begitu diajukan ke big publisher, naskah Anggi ditolak. Dan ya bisa bayangin kan gimana runtuhnya? Sempet juga gak bs move on, tapi dipikir-pikir lagi dan terus nyemangetin diri buat nulis lg, makanya setelah itu bikin observasi, jadi kalo nulis gak cuma kosong aja, gak ada peminatnya. Ya ternyata dengan begitu lebih banyak peminatnya.
Setelah itu ya sering-sering ikut kegiatan sastra kalau ada waktu luang, ikut seminar, jadi banyakin jaringan. Jadi banyak ilmu, pengalaman juga.
InshaAllah setelah ini mau bikin naskah novel baru lagi, dan ditujukan ke publisher. Naskah sebelumnya My Diary Journey, lebih dari satu publisher Anggi masukin naskah Anggi. Sampe bener-bener berharap banget bisa diterima naskahnya, tapi ya Allah punya rencana lain. Kuncinya harus tetap berbaik sangka kalau nanti karya kita belum dilirik/diminati publisher/pembaca, jadikan lecutan semangat, dan perbaikan, pasti deh Allah punya waktu yang tepat untuk kita bisa mewujudkan apa yang kita harapankan & cita-citakan. Jadi penulis itu gak mudah, bangga deh yang bisa menulis apalagi dengan hati. Dengan menulis kita bs membuka jendela dunia, gitu sih bunda Helvy Tiana Rosa dalam kutipannya.


Pertanyaan Said :
1. Mba Anggi, tolong ceritain awal mula nyebur di dunia kepenulisan ini.
2. Bisa jelaskan apa aja komunitas nulis Mba Anggi? Dan apa kelebihannya?
3. Mba, design buku pertamanya bagus, boleh tau siapa yang design?
4. Salut sama Mba Anggi, semoga terus Istiqomah. Bisa tolong jelaskan apa premis itu menurut mba?

Anggi menjawab :
1. Singkat, padat, namun bermanfaat. Awalnya hobi, karena dulu suka minjem buku-buku temen 
jadi kebawa arus karakter bawaannya mau nulis gitu. Karena Anggi juga sebenernya terbatas kosakata kalo lagi ngomong jadi lebih prefer ke nulis.
2. Penamorfosa aja, bisa di cek di ig @penamorfosa
3. Dari anggota penamorfosa juga, banyak bantu dari temen-temen komunitas Penamorfosa
4. Premis yg dimaksud apa dulu?
 --


Lalu kemudian jam 22.00 pun tiba. Sayang sekali, masih banyak dan masih semangat temen-temen OWOP yang bertanya, tapi waktu begitu tega memisahkan kita tanpa ampun #tsaah. Waktunya undur diri, berterimakasih dan berpisah dengan Anggi. salah satu penulis muda dengan segudang ilmu.

Tapi untuk temen-temen OWOP pastinya nggak akan bersedih lama, karena kegiatan “sharing bareng penulis” akan terus ada setiap minggunya. Maksimal setiap dua minggu sekali. Jadi masih banyak ilmu dan pengalaman yang bisa “dicuri” dari penulis-penulis hebat lainnya.

Semoga sharing kali ini juga memberikan semangat tersendiri kepada temen-temen OWOP dan mari berlomba-lomba dalam kebaikan dan dalam tulisan. Uhuy!

Pada akhir rekap malam ini, mari kita tutup dengan kalimat penutup yang diberikan Anggi seusai acara tadi...
Penulis profesional adalah para amatir yang pantang menyerah.” Anggi – Penulis novel DOFAW
#asikasikjoss


Saya Zu. Wassalamualaikum <3

No comments:

Post a Comment