Yak, ini adalah cerita terakhir yang gue posting di blog dulu, yang berhubungan dengan karyanya Kak Lex. Bukan kaya fanfic sih, soalnya gue cuma minjem tokoh-tokohnya buat peran sampinganya. Tokoh utama dalam cerita ini tetep OC-nya gue.
Tema : Sesak
Kalimat pertama : I love you like a love song.
"Sesak"
‘I love you like a love song,’ kalimat itulah yang aku
yakini setiap kali aku jatuh cinta.
--
Bulan Agustus ketika aku baru masuk SMA, aku langsung jatuh
cinta pada kakak kelasku yang super ganteng, populer dan jago olahraga itu,
namanya Tony. Menikmati saat-saat indah ketika jatuh cinta memang tiada tara.
Serasa ingin mengubah dunia sedemikian rupa, menyerupai
singgasana kerajaan. Dan tentunya akan aku persembahkan untuk kak Tony, yang
akan menjadi pangeranku.
Aku akan membuat Kak Tony berpikir akulah matahari yang
menyinari dunianya.
Aku akan membuat Kak Tony berpikir cintaku sangat spesial
baginya.
Aku... Ah! Aku jadi ingat lagunya “Eric Clapton - Change the
World”.
That i can change the world,
I would be the sunlight in your universe
You will think my love was really something good...
Lihat 'kan? Semua kata-kata yang keluar dariku mirip
dengan lirik lagu itu. Bisa-bisa aku disangka penyadur lagu.
Namun kini duniaku benar-benar berubah. Sekarang harapan
hanya tinggal harapan. Impian itu tidak akan mungkin terjadi. Sesak rasanya
ketika aku mengetahui Kak Tony ternyata
sudah mempunyai pacar, namanya Kak Jenny, anak kelas XI.
Perasaanku saat itu seharusnya masih belum terlalu dalam.
Namun entah kenapa aku begitu terluka dan menangis seakan dunia tidak akan
pernah lagi memihakku.
Saat itu karena aku menangis sekuat-kuatnya di kamar, lagi-lagi
aku merasa sesak. Aku terpaksa membekap tangisku dengan bantal, agar orangtuaku
tidak mendengarnya. Hahhh, Sesaknya bukan main.
--
Aku sembuh total ketika melihat seseorang di samping kak
Tony—yang-saat-naksir-kak-Tony-aku-tidak-pernah-melihatnya-selalu-ada-disamping-kak-Tony.
“Markus! Tony! Sekali-kali main ke Dojo dong!”Sapaan hangat
dari seorang teman yang tiba-tiba merangkul keduanya dari belakang.
“Oh... namanya Kak Markus...”
Dadaku berdebar kuat. Menurutku si blasteran itu tampak
lebih pendiam dan berwibawa daripada kak Tony.
Saat bersenandung tidak jelas menuju kelas, aku melewati
ruang kepala sekolah dan tidak sengaja mendengarkan lagu berjudul “One Last
Cry by Brian MCKnight”. Saat itu aku
cekikikan karena berpikir Pak Sal, kepala sekolah kami, sedang patah hati.
Itu juga yang aku bayangkan sekarang. Kak Tony patah hati
karena aku berpaling kepada kak Markus. Hahaha, pasti menyedihkan sekali.
Maaf ya, Kak. Aku ini perempuan yang berdosa. Hihihi
Nyatanya...
Saat Pensi ketika bersiap untuk menyatakan cinta kepada Kak
Markus, aku malah dikejutkan oleh sesuatu yang membuatku hampir berhenti
bernapas.
Kak Markus berdiri di depan panggung melihat pertunjukan
akustik yang dimainkan oleh band sekolah kami, sambil menggandeng tangan
seorang cewek yang tidak memakai seragam sekolah, berambut panjang dan tubuhnya
tinggi seperti model.
I saw you holding hands standing so close to someone else.
Potongan lirik “One Last Cry” terus berdengung di telingaku.
Aaaaaa!!!
Aku mulai menangis sesenggukan. Arlina tiba-tiba panik
melihatku menangis dan semakin lama tangisku semakin kencang. Aku rasa aku akan
mati, ingus yang ada di hidungku membuatku semakin sesak karena tidak bisa
bernapas.
Untuk kedua kalinya, aku patah hati sebelum 'perang'.
--
Seminggu berlalu, dan kini aku bagaikan seorang buaya yang
sedang PMS. Sekali mengusikku, aku akan menggigit siapapun yang menggangguku.
Berhubung aku selalu duduk sendiri, beruntunglah tidak ada
yang aku terkam.
Lalu seseorang dengan heboh bernyanyi dan menirukan gaya seorang
penyanyi yang sangat kukenal.
Orang yang tinggi, kulitnya gelap dan terlihat seperti
brandalan ini sedang menyanyikan “Cry me a River by Micheal Buble”.
Brengsek! Dia meledekku!
Melihatku kesal dengan keberadaannya yang sedang asyik-asyik
nyanyi, dia langsung menembak ke topik yang paling aku hindari.
“Lagi patah hati ya?”
“Damn! Lo ko
ngeselin banget dateng-dateng? Siapa lo?!”
“Sori-sori, gue lupa ngenalin diri. Gue Frankie. Gue baru
masuk hari ini karena abis masa penyembuhan.”
Tapi ini kan sudah hampir lewat satu semester. Gila juga
dia!
Aku lihat bekas luka-lukanya yang ada di badannya.
Sepertinya luka itu akibat sesuatu yang mengerikan. Jangan-jangan dia beneran
brandalan kelas kakap lagi?
“Ng-ngapain lo duduk di sini?” Nada bicaraku langsung menurun.
“Loh, yang kosong cuma bangku ini kan? Berarti mulai
sekarang ini tempat gue.”
“Serah deh...” Aku tidak bisa ngelawan, salah-salah aku
bakal dimutilasi sama orang ini.
--
Semakin hari aku dan Frankie ternyata semakin nyambung. Aku
tidak menyangka ada anak yang begini dewasanya di Sekolahku. Atau mungkin
karena dia sudah terlalu tua juga? Ya, dia mengaku kepadaku kalau dia tidak
naik kelas. Tapi melihat nilainya yang berkilauan, aku jadi bertanya-tanya
kenapa dia tinggal kelas.
“Karena dulu gue sering bolos.”
“Ohh...” Aku hanya ber-Oh ria. “Tapi untunglah lo udah sadar
ya, Kie...” Aku tertawa cekikikan.
“Lo kok ngomongnya kaya gue penjahat yang baru tobat aja?”
Dia juga nyengir lebar. Belakangan juga aku sangat suka selera humornya dan
juga tawanya. Apa ini berarti aku jatuh cinta sama Frankie?
Tangan besar Frankie dengan lembut mengusap kepalaku.
“Untung ya lo udah bisa ketawa lagi.” Wajahku memerah padam.
“Gue sempet ngeri, abis lo kaya buaya lagi PMS waktu pertama kali kita ketemu.”
Nah, sekarang kalau kak Tony dan kak Markus memohon-mohon
agar aku mencintai mereka lagi, tampaknya aku nggak akan kebingungan lagi,
karena aku sudah menemukan orang yang tepat!
Dan kalau diliat-liat Frankie ganteng juga lagi!
“Lo kayanya sayang banget sama gue, Kie...”
“Iya, dong. Gue sayang sama lo...” Deg! Mampus deh sekarang
jantungku. Semoga kamu kuat ya jantung, jangan berhenti berdetak dulu. Musim
semi-ku baru dateng nih...
Aku melihat seorang cewek berdiri mematung di belakang
Frankie. Wajahnya benar-benar cantik bagaikan tuan putri, bahkan kecantikannya
tidak terusik sedikit pun saat dia sedang marah, seperti ekspresi yang sedang
dia tunjukkan saat ini.
“Gitu ya...” Frankie langsung menoleh ke belakang.
“Hanny!” Frankie terpekik senang melihat cewek itu ada di belakangnya.
Lalu giliran aku bertampang bodoh saat Frankie memeluk cewek
itu.
“Dasar penggombal keparat!” Cewek itu murka menarik diri
dari pelukan Frankie. “Ke laut aja lo!! Bilang sayang-sayang ke semua cewek,
padahal udah punya pacar secantik gue! Dasar cowok bego jelek tingkat akut!”
Cewek itu melempar tas Frankie ke mukanya dan pergi meninggalkan kami.
“Pa-pacar...?” Aku terbengong-bengong.
“Sori ya, kayanya Hanny salah paham deh tentang kita. Gue
kan sayang sama elo sebagai adek doang, dia malah udah murka duluan. Lain kali
gue kenalin kalian ya, gue urus yang ini dulu ya!”
Jeng jeng jeng!
You said you love me but you lie!
Potongan lagu Cry me a River seakan menjadi backsound keadaanku sekarang.
Cry.... a river.... Cry a river.... I Cried a river over you!!!
Aku mulai nangis kembali, namun karena tidak mau jadi
tontonan, aku tahan sekuat tenaga. Aku membalikkan tubuhku ke belakang dan
dengan sekuat tenaga aku menahan guncangan bahuku agar tidak bergetar hebat.
Hah, Sesak...
Berikan aku lagu yang bagus dong!
FIN~
Entah kenapa, yg harusnya sedih malah jadi pengen ketawa! XD
ReplyDeleteSengaja! Ini emang sengaja dibikin agak comedy xDD
Delete