Tuesday, April 5, 2016

[Movie Script Blog Tour] Di Balik Rasi Bintang Orion

Dor!

Ada yang baru nih, di forum OWOP ada maenan lama rasa baru.Cihuy bener!! Kalo dulu pada baca SBT (Story Blog Tour), kali ini ada modif-annya yaitu Movie Script Blog Tour OWOP. Kami bukan orang pro yang udah bisa bikin Skrip, tapi kemauan belajar kami tinggi. Kalo ada salah-salah dalam penulisan Skrip film ini mohon maklum, ya~


Ini Episode 1- 6nya :

Episode 1: Terkuncinya Para Pengunci – Annisa Fitrianda Putri
Episode 2: Permainan (Akan) Dimulai – Dini Riyani
Episode 3: Detik-detik Kematian Radian – Said Al Khudry
Episode 4: Para Artemis dan Orion Mereka – Nadita Zairina
Episode 5: Friend or Foe – Nana
Episode 6: Menebak Teka-Teki Langit – Evnaya Sofia


Dan berikut Episode 7-nya, Cekidot~~



Di Balik Rasi Bintang Orion


Cerita sebelumnya : Saat Joe dan Em mengamati Wijaya bersama beberapa orang misterius di ruang pertemuan, Cyn dan Rei berhasil memecahkan kode rahasia yang diberikan. Namun demikian, meskipun para Artemis telah memecahkan kode yang diberikan, ternyata masih ada kode lanjutan yang harus dimasukkan komputer agar dapat menujukkan jalan ke tempat para Orion disekap. Lalu stelah itu, ketika layar besar lainnya menampilkan timer menjadi 00.00 detik, bunyi ledakan menyusul.

INT. Ruang penuh tabung.

Dru : (menghentikan pukulannya di tabung dan mematung. Menahan napas, tatapannya nanar.)

SFX. Suara piip panjang memenuhi ruangan.

Setelah bunyi ledakan dari pipa saluran (yang mengarah ke dalam tabung berisi Radian), kini tabung itu dipenuhi dengan air berwarna merah gelap. Seisi ruangan lenggang beberapa saat.

Al: Ups, habis deh. (bertepuk tangan)

Ar: Bedabah kau, Al!!

Wid: Kubunuh kau!! (memukul tabung)

Jan: (melihat ke arah Dru dengan khawatir) Dru...

Al: Kenapa menyalahkanku? Salahkan anak-anak dan adik bodoh kalian itu. Ternyata mereka tidak sehebat yang aku kira.

Al: (bergumam sendiri) padahal sudah kuberikan soal yang sangat mudah begitu, payah...

Jan: Lepaskan kami, Bajingan!! (Jan memukul-mukul tabung.)

Ar dan Wid: (terlihat kelelahan secara tiba-tiba, terengah-engah)

Al: Oke-oke, perpanjangan waktu. (menyeringai, kembali menyalakan timer dari dengan hitungan mundur, 59:59)

Ar, Wid, dan Jan : (menggeram marah)


CUT TO
INT. Ruangan Pertemuan.
Di layar besar, line tiba-tiba tersambung dengan Al.

Al: (di layar) satu jam ya, tidak ada tawar-menawar.

Layar menjadi gelap. Kemudian berganti dengan detik waktu yang menghitung mundur. 

Rei, Cyn, Joe, dan Em: (terdiam, mematung di tempat)

Wij: (memijat keningnya dengan frustasi, lalu kembali menatap Rei, Cyn, Joe dan Em) Semoga kalian paham, yang sedang kalian lakukan ini menyangkut hidup dan matinya sekelompok orang... Dan di antara mereka ada keluarga kalian juga...

Em: (memegang lengan Cyn erat. Kepalanya menunduk, kemudian perlahan bahunya gemetar ketakutan.)

Cyn: (memeluk Em, menenangkannya) Tidak apa-apa... Kita akan memecahkannya.

Rei: (terlihat cemas, alisnya mengerut, menggigit kuku jarinya dengan panik)

Joe: (masih mematung di depan layar yang menunjukan timer)

Rei: (memukul lengan Joe) Pikirkan, bodoh! Jangan melamun!

Joe: (meringis kesakitan, terlihat tidak terima dengan perlakukan Rei. Tapi tidak sempat membalas.)

SFX. Suara ketukan pintu. Disusul dengan masuknya seorang yang berseragam sama dengan sebagian besar orang di gedung itu.

Hera1: (membisikkan sesuatu pada Wij)

Wij: Baiklah. (beralih pada Rei, Cyn, Joe dan Em) Aku akan pergi sebentar, tidak akan lama. Kumohon bantu kami agar korban tidak bertambah lagi. Ini demi keluarga kalian juga.

Wij: (meninggalkan keempat anak itu di ruangan itu.)

Joe: Apa yang harus kita lakukan? (melihat ke arah Rei dan Cyn yang sama-sama terlihat bingung)



CUT BACK TO

CU (Close Up) : Mata Wid perlahan terbuka, setelalah beberapa menit terpejam.

Wid: (tersentak, otomatis melihat timer) Sial... (mengerang, memaksakan tubuh yang lemas untuk tegap kembali).

Wid: (setengah berteriak) Arta, Jan, Dru!

Ar dan Jan: (mulai membuka mata)

Dru: (masih meringkuk, dan menundukkan kepalanya)

Jan: Dru, berhentilah. Kau akan semakin melemah nanti...

Ar: 45 menit kita tidak sadarkan diri. (waktu menunjukkan sisa waktu 14:43, dan terus menghitung mundur)

SFX. Drek. Bip. Niiit. Suara pipa saluran sedang bersiap untuk memenuhi dua buah tabung.

Ar, Jan, Wid: (otomatis melihat tabung ke-delapan dan sembilan yang tiba-tiba sudah terisi dengan dua orang Hera tak sadarkan diri) Yana, Riki!?

Al: Tepat! (lalu terkikik) Kurang baik apa coba, selagi kalian tertidur, kubawakan lagi kelinci-kelinciku untuk pertunjukan. Cuma demi menyenangkan kalian lho. Baru tertangkap setengah jam yang lalu nih. Dan anak-anak bodoh kalian itu masih saja belum bisa memecahkan soal segampang itu. Ckckck

Ar dan Wid: (menahan marah)

Jan: Emily... (menggumam, cemas)


CUT TO

INT. Ruang Pertemuan. Sisa waktu kurang dari 4 menit.

Wij: (berdiri di belakang Rei, melipat tangannya di dada) Bagaimana?

SFX. Bip. Jawaban salah.

Rei: (Rei mencoba lagi dan lagi, lalu menghela napas panjang dan menggeleng lemah)

SFX. Bunyi ping keras. Lalu, BOOM! 

Kembali terdengar ledakan, angka di layar berganti menampilkan sebuah tabung yang dipenuhi air raksa yang telah berubah warna.

Cyn dan Em: (teriak kemudian berpelukan)

Layar besar berganti lagi, line tiba-tiba tersambung dengan Al. 

Al: (di layar) tabung ke-sembilan done!  Ckckck, kalian ini terlalu manja ya. Baiklah satu jam lagi. Tapi kali ini, satu dari Hera yang baru tertangkap, satu lagi Orion ya. Ah, Rinjani saja. Bersiaplah, Sayangku. Ini sedikit cambukan buat kalian yang terlalu manja. (tertawa jahat)

Layar menjadi gelap. Kemudian berganti dengan detik waktu yang menghitung mundur.  

SFX. Bip. Timer kembali bergerak menghitung mundur, 59:59.

MONTAGE. Bayangan Em saat masih kecil muncul. Em bersama ibunya sedang belajar membuat kue. Makan kue hasil buatannya. Lalu ketika malam saat ibunya dan Em membaca buku bersama di tempat tidur.

Em: I-ibu...

Cyn: (menggengam tangan Em) Tegakkan kepalamu, Em. Sekarang hanya kita yang bisa menyelamatkan mereka, kuatkan dirimu. (mengusap air mata Em yang kembali jatuh, tersenyum.)

Em: (membalas senyum, mengangguk)

Joe: (memukul dinding keras, mulai kesal) Apa tidak ada petunjuk apa-apa lagi!? Apapun itu, bintang, bulan, benda-benda terang lainnya?

Wij: (merespon dengan menggeleng)

Em: (mulai tenang, dan bangkit dari rangkulan Cyn, lalu bergumam sendiri) Paling terang...? Orion?

Em: (seperti teringat sesuatu, lalu mendekati Rei)

Em: A-anu...(gugup, sambil mengepalkan tangannya di depan dada) E- Epsilon!

Rei: (mengetikkan dengan cepat) 

SFX. Ting. Bunyi layar monitor besar. COMPLETED!

Di layar menampilkan satu kalimat. EPSILON ORIONIS DALAM MINI BIMA SAKTI. 

Cyn: Sial! Ternyata semudah ini.

Joe: (bengong melihat Cyn)

Cyn: Siapapun tahu ini, ayolah.

Wij: Planetarium. Mega Planetarium tidak jauh dari tengah kota.

Cyn: (mengangguk) Pasti itu! Bahkan seharusnya kita tidak perlu memecahkan kode.

Wij: Tidak, Al memang sedang mempermainkan kita. Tapi mungkin sebenarnya ini tidak semudah itu juga...

Rei: (mengusap kepala Em) Kau hebat, Em! Bagaimana kau bisa tahu?

Wij: Aku pikir kita harus bergegas, timer masih terus berjalan. Dengan mobilku mungkin kita bisa sampai sana dalam waktu lima menit. Dan Emily, aku masih membutuhkanmu.

Cyn: (merangkul Em) Em, bagaimanapun juga dia ibumu. Ayo kita ke sana, aku akan ikut denganmu.

Rei: (menatap Cyn dan Em)

Joe: Bukannya tugas kita hanya sampai sini? Rei kau juga setuju, kan, untuk tidak ikut campur urusan pembebasan mereka?

Rei: (mengalihkan bertatap mata dengan Joe) Aku rasa tidak ada salahnya kita ikut, misteri ini belum benar-benar terpecahkan.

Joe: Apaan sih Rei! Aku menolak untuk ikut! (setelah itu suasan hening sejenak)

Cyn: (menatap tajam Joe)

Joe: (memandang Em yang masih menundukkan kepalanya) Oke, baiklah. Aku hanya menepati janjiku untuk memastikan Em baik-baik saja.

Wij: (menatap heran)

Cyn: (mengalihkan) Sebaiknya kita pergi sekarang. Timernya berjalan terus.

Wij, Rei, Cyn, Joe, Em: (bergegas menaiki mobil dan menuju Mega Planetarium)

Rei: (menempati kursi depan di samping Wij, sementara Joe, Em, dan Cyn duduk di kursi belakang) Tapi aku masih penasaran, kenapa kau bisa tahu, Em?

Mobil melaju dengan cepat.

Em: Sebenarnya aku sudah putus asa, karena aku telah menyebutkan semua nama bintang di rasi bintang Orion. Tapi aku ingat pria bertopeng itu selalu menyebutkan kelima pengunci (atau Orion) yang mereka tawan adalah orang spesial. Tapi pada akhirnya mereka hanya menyisakan empat pengunci spesial. Meskipun kali ini ibuku terancam. Aku memang tidak mengerti maksudnya pengunci spesial, tapi fokusku pada jumlah mereka. Angka empat ini juga mengganggu di pikiranku karena itu adalah jumlah dari kita, Para Artemis. Bintang yang paling terang keempat di rasi bintang Orion adalah Alnilam. Tapi Alnilam bukan jawabannya, jadi aku coba menyebutkan Epsilon. Epsilon Orionis adalah nama lain dari Alnilam.

Cyn: Aku yakin kau tidak paham. 

Rei: (tersenyum sombong) kau baru menyatakan kalau kaulah yang tidak mengerti.

Cyn: (menatap Rei kesal) Aku hanya belum baca!

Rei: (tertawa geli)


LS (LONGSHOT) : keseluruhan gedung planetarium.
INT. Di dalam planetarium. Sisa waktu tinggal 15 menit.

Wij: Kita masih punya masalah untuk menemukan mereka di gedung sebesar ini.

Em: (mulai berlari)

Cyn: Em! Mau kemana? (mengejar Em)

Rei, Wij, Joe: (ikut mengejar)

Em: Aku sudah berulang kali ke sini. Bintang Alnilam adalah bintang tercerah ketigapuluh di langit malam. Dan malam hari di Mega Planetarium ada beberapa ruangan yang sengaja tidak dimatikan lampunya. Dibiarkan selalu terang. AN adalah kode dari Alnilam. AN 30.

Para Artemis dan Wij akhirnya berhenti di depan ruangan yang bertuliskan AN 30. Em berhenti bergerak dan tiba-tiba merasa takut untuk membuka pintu. Joe maju untuk menggantikannya.

Joe: (joe membuka pintu, dan lampu ruangan segera redup.)

SFX. Nit. Dret. Line tersambung. Proyektor menampilkan gambar Pria Bertopeng. 

Pria Topeng: Hebat, kalian telah berhasil memecahkan kode ini, Selamat Para Artemis! (bertepuk tangan) Tapi aku berani bertaruh pihak penggagas juga ada bersama kalian. 

Rei, Cyn, Joe, dan Em : (melihat ke Wij)

Pria Topeng: Padahal kalian harus tahu, tujuanku memilih kalian karena tidak ingin melibatkan pihak penggagas. Tapi apaboleh buat, untuk kejar-kejaran dengan waktu kalian membutuhkan mereka. Karena itu, para Orion sekarang masih ada dalam pengawasanku dan belum bisa kulepaskan. Namun sebagai hadiah karena telah memecahkan kode dari ‘hidangan pembuka’, kuberikan GPS Tracker yang menunjukan tempat penyekapan kakak dan orangtua-orangtua kalian. Dan aku jamin kalian akan mengerti kenapa aku menginginkan sejarah itu terkuak. (Diam sejenak) Sesuai dugaanku, kau memecahkan kode rasi bintang dengan baik. (menyeringai)

Em: (ketakutan, mundur selangkah)

Pria Topeng: Hei Para Artemis, jangan malas membaca, agar kalian banyak tahu. (tertawa kejam) Sampai nanti. (proyektor mati)

Di depan dinding yang menjadi layar proyektor, ada sebuah meja. Dan di atas meja itu ada GPS Tracker yang dimaksudkan pria bertopeng itu.

Rei: (mengambil GPS tracker)

Wij: (namun dengan sigap merampasnya)

Joe: (menyerang Wij, untuk merampas kembali.)
 
Wij: (melawan, melayangkan pukulan)

Joe: (menghindar, dan menendang perut Wij, lalu melompat menedang lengan Wij, sehingga Tracker terlepas dari tangannya)

Rei: (sudah bersiap dan menangkapnya dengan cantik)

Cyn: (melindungi Em, menjauhi mereka)

Rei: aku tidak mengerti ada masalah apa di antara kalian, tapi sepertinya lebih baik kami tidak mempercayai siapapun.

Wij: (terbatuk) Tenang dulu, Rei. Kami lebih tahu mereka daripada kalian, mereka hanya ingin mengecoh kalian agar kalian bertindak gegabah. Kalian tetap butuh perlindungan.

Cyn: tapi kenapa kau merampas tracker itu dari kami?

Wij: untuk mengontrol kalian agar tidak bersikap gegabah, benda itu akan lebih aman berada pada kami.

Cyn: (masih tidak percaya, tapi tidak membalas kata-kata Wij)

Rei: Kami akan berjanji untuk tidak bersikap gegabah, tapi biarkan tracker ini kami yang pegang.

Wij: (terdiam sebentar, menatap Rei tajam, lalu menghela napas) Baiklah. Sekarang kita kembali dulu. (berusaha berdiri dan pergi dari ruangan itu)

Cyn: Rei, apa tidak apa-apa? 

Rei: untuk sementara, kita jangan berpencar. Kalau terpaksa berpencar, kau harus bersamaku, dan biarkan Joe menjaga Em.

Cyn: (mengangguk ragu)

Rei: Paham, Joe?

Joe: (menatap Em yang sedang menatapnya) Oke, nggak masalah.

Rei, Cyn, Joe, Em: (pergi mengikuti Wij)

OS (Only Sound). Dru : Bodoh! Heh, adik bodoh!

Rei: (melihat sekeliling)

VO (Voice Over). Rei : Drupadi?

OS. Dru: Iya, ini aku bego! Aku masih di dalam tawanan, tapi jangan tanya kenapa aku bisa menghubungimu dengan cara ini. 

VO. Rei: Ta-tapi bagaimana bisa?

OS. Dru: Orang bego kaya kamu nggak akan tahu apa-apa. Dengarkan saja! Aku punya rencana.


CUT TO.

INT. Ruang penuh tabung.

SFX. Pip. Timer berhenti. Di empat menit lima puluh enam detik.

Al: (melihat timer di layar berhenti) nampaknya adik dan anak-anak bodoh kalian berhasil meskipun sedikit telat. 

Jan: (mengusap wajahnya frustasi, lalu bergumam) Emily...

Wid: Hei, Dru! Kau tak bisa begini terus, kau akan mati kehabisan energi kalau terus bersedih seperti itu!

Al: (mendekati tabung Dru, Dru masih meringkuk) nampaknya akan ada yang mati duluan tanpa harus disiram air raksa.

Al: kalian tahu, kalianlah yang membuat adik dan anak-anak kesayangan kalian terlibat masalah kalian sendiri. Itu semua karena kalian keras kepala! 

Ar: Kaulah yang pecundang! Kau yang mengkhianati kami, Al!!

Al: (memencet sebuah tombol di layar pengendali, Ar mendapatkan sengatan listrik dahsyat)

Wid dan Jan: Ar!!

Al: itu akibatnya kalau berbicara sembarangan. Kalian pasti tahu dong, aku yang pintar ini tidak mungkin sudi menjadi kacung dan dimanfaatkan seperti kalian. Kalian ini benar-benar bodoh, hahaha. Nah, sekarang kalian nikmati saja permainan selanjutnya.


To be continues...

Mampir ke Blognya Emud, kalau mau tau kelanjutannya ^^!
Episode selanjutnya : Tragedi Mawar Putih - Kiki


     

7 comments:

  1. Replies
    1. *kasih Kenti bodr*x* wakakakaka
      Semangat Kenchaan! :*

      Delete
  2. Sejujurnya gue kurang ngerti masalah rasi bintang apalah itu....

    Tapi kayaknya keren. Wakakaka.
    EMILY EMANG KEREEEEENNN!!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Emily tuh bocah pemalu tapi banyak tau, cool. Tapi tetep bernuansa anak-anak.

      Dedek yang keren :*:*

      Delete
  3. Setiap Al ngomong itu rasanya greget ya~

    *sengaja fokus ke yang ringan* :p



    ReplyDelete
    Replies
    1. Al itu bisa jadi MC yang handal. Membawa emosi orang naik dan turun, jadi cara ngomongnya greget wakakkaka

      Delete