Yosh, mari kita setoran lagi.
Setoran kali ini tentang curahan hatiku yang gundah gulana.
Eh, udah lewat sih... Tepatnya Sabtu malam lalu, atau malam minggu kemarin.
Mari di-cekidot...
---
Lihat? Itu tulisan saya minggu lalu, kalau udah ditulis di word selalu males mindahin ke blognya. Pengennya sih nulis terus langsung posting, tapi males nyalain internetnya....
Sampa taaf itulah tingkat ketidakkonsistenan dan malesnya saya...
*terjun ke jurang*
Yaudah, dicekidot wae-lah...
Kalian pasti udah pada tau semua, dalam acara OWOP ada acara
rutin yang namanya ‘Makrab’ (malam keakraban). Acara itu makin lama makin
terlihat menyeramkan bagi saya, puncaknya malam minggu yang lalu.
Kenapa? Karena di sana orang yang sekiranya senang mem-bullymu
akan berkesempatan untuk ‘menelanjangimu’ dengan pertanyaan-pertanyaanya. Dan
sialnya, kelihatannya anggota OWOP senang membully saya.
“Lu nggak di mana- mana pasti jadi orang yang ter-bully...”
ujar Nana. Pasalnya, dari mulut orang ini-lah semuanya bermula. Dia mengajukan
nama saya untuk menjadi kandidat Makrab. Itu karena awalnya saya bilang,
“Jadi males terlalu aktif di OWOP, nanti pas makrab kepilih,
tangan bakal jadi kriting...”
Dan Nana dengan seenaknya dia membeberkan kata-kata saya
tadi di grup. Hih, pengkhianat!
Lalu, dua minggu lalu setelah selamat dari terpilihnya di
Makrab, tidak menutup kemungkinan kamu bisa selamat. Menakutkan kan? Lalu,
terpilihalah saya minggu kemarin.
Dari pertanyaan atau permintaan “Tolong dituliskan kembali
data yang ada di KTPmu” sampai “Rahasia terbesar saya di masa kelam” ditanyakan
bertubi-tubi.
Satu orang pertanyaannya nggak nanggung-nanggung. Lalu bisa apa
saya, jari saya kriting. Hhh...
Belum lagi tema yang diangkat tentang ‘pernikahan, jodoh,
dkk’. Emang keliatan banget ya ‘sakit hati’nya karena ditinggal Ruru nikah?
Padahal kalau kalian mau tau, Saa lah yang paling sakit hati dan galau. Setiap
inget kesakitannya, dia pasti pergi ke kamar mandi dan menangis di bawah
shower. Dan yang membuat saya akhirnya menulis di blog. Ada seorang bocah yang
bandelnya MasyaAllah, beneran japri ke saya buat nanya karena nggak bisa ikutan
Makrab. Kayanya nggak mau ketinggalan ngebully saya banget deh... =”=
Bocah itu adalaaah.... Lisma!
Berikut adalah pertanyaannya yang diharuskan di jawab
melalui blog.
3. Siapakah Mba Zu itu? Ceritakan dalam satu paragraf! Lebih
dari satu juga nggak papa, bikin aja minimal 6 paragraf deh satu paragraf
minimal lima kalimat. Yang ini di jawab di blog ya! Jangan terlalu umum ya,
biar nampak sebenarnya siapa Mba Zu, hahaha
See? Ngeselin banget ya perintahnya.... *jitak Lisma*
No 1 dan 2-nya saya lampirkan juga deh.
- Gimana kesan dan pesan Mba Zu setelah jadi pembicara di Makrab?
- Alasan Mba Zu tetap stay di OWOP apa selain pengen konsisten nulis dan selain buat nambah teman, dan selainbuat ngilangin rasa bosan. (ngeselin parah, semuanya udah di sebutin, jawab pake apa???)
Dan inilah jawabannya....
- Kesannya : Setelah menjadi pembicara di Makrab, saya jadi agak trauma dengan pertanyaan. Kadang jadi malas jawab. Seluruh jari tiba-tiba lemes tak bisa digerakkan. *lebe* Hahaha. Tapi jangan dianggap Makrab itu serem buat kalian ya, ini buat saya aja. Cobain deh, jadi saya dulu, baru bisa bilang begitu. Pesannya : Peserta selanjutnya... Haii... siap-siap yaa... *smirk*
- Sebenernya alasan utamanya adalah pengen bisa konsisten dalam menulis, terus alasan keduanya nambah temen, alasan ketiganya ngilangin rasa bosen. *ditabok Lisma* Oke, oke. Mm...alasan yang lainnya, pengen ada temen yang bisa ngingetin tentang kepenulisan dalam arti, komen tulisan, ngingetin setoran dan lain-lain.
- Oke, ini akan panjang hhh...
- Zu, pasti banyak yang nama panggilan saya ini. Nama Rizka, kenapa bisa dipanggil Zu. Awalnya sejak SMP, saya yang menyukai Jepang ini, mencari-cari bagaimana nama saya ditulis dalam bahasa Jepang. Dan saat saya mengetahuinya, dalam bahasa Jepang tidak ada huruf mati. Semua huruf kecuali vokal dalam tulisan Latin itu persuku kata, seperti ka-ki-ku dst. Karena itu, kalau Z : Za, Zu, Ze dst.
- Dulu, saya pencinta Jejepangan. Sampai istilahnnya hampir mendekati ketidakwarasan. Seperti misalnya, mengaku Tsubasa sebagai pacar, dan merayakan ulang tahun dengan gambar dia. Lalu akhir puncak ketidakwarasan itu di masa kuliah. Menganggap idol (salah satu penyanyi Jrock yang tidak bisa saya sebutkan namanya) itu pujaan dan berharap suatu saat kami bisa bertemu dan kita menikah, lalu jadi keluarga sakinah mawadah marahmah. Tapi akhirnya saya tersadar.
- Orang yang bergolongan darah AB yang sering dikategorikan aneh. Padahal saya bukannya aneh, hanya saja daya pikir saya dan apa yang saya maksud nggak bisa semudah itu kalian selami begitu saja. #asiiik Terkadang ketidakfokusan dan ketidakkonsistenan atau bahasa mudahnya plinplan itu emang gue banget. Katanya sih itu ciri AB banget. Makanya di Jepang konon, perusahaan banyak yang mikir dua kali untuk menerima orang bergolongan darah AB untuk kerja di kantornya. Kasihan ya...
Cape euy... udahlah Lis, tiga aja. Tiga juga
panjang...
Tapi secara keseluruhan, acara OWOP ini seru-seru banget
kok! Ngebantu kekonsistenan kalian dalam menulis, suasananya kekeluargaan banget, dan seru!
Wahahahaha, lo harusnya bersyukur sama gue, Zu. Berkat gue, semua anggota OWOP sekarang kenal....eh, tau keanehan lo. Bahagia kan jadi beken? :p
ReplyDeleteNooooo... menjadi beken dengan lebel kaya gitu, big no!
DeleteYah, satu yang bisa gue petik dari pembullyan ini adalah gue lebih banyak berdoa.
Bully saja aku bully saja aku, Naa #seteres