Thursday, November 5, 2015

[Rangkaian Sharing] Rekap Pengalaman Backpacker-an ke Jepang Ala Zu dan Kawan-kawan

Kali ini gue coba sharing pengalaman gue kemaren selama 12 hari perjalan gue ke Jepang dengan ketiga orang temen gue. Oke langsung aja cekidot di bawah ya... 




 Rekap Pengalaman Backpacker-an  Ala Zu dan Kawan-kawan

Awalnya gue dan Phidut masih setengah hati buat melakukan perjalanan ini. Ke negeri orang, berduaan dan masih belom tahu akan seperti apa di negara yang minoritas muslim itu. Tapi kalau udah ngomongin soal Jepang, pergi ke sana adalah salah satu impian dari anak-anak Jurusan bahasa Jepang kayak kita.

Kita kebetulan angkatan kedua jurusan bahasa Jepang di kampus, sehingga kesempatan beasiswa nggak terlalu banyak. Pun ketika ada, kita lagi ada di masa-masa nggak serius ngampus. Setiap mahasiswa pasti paham fase ini, wahaha. Nah, alhamdulillah dengan rincian kasar, bulan Juni tahun ini gue dan Phidut itung-itungan uang tabungan kita dan dirasa cukup untuk bisa sampai Negeri Sakura itu.

Tapi, tujuan kami masih kurang kuat karena pasalnya setelah lulus dan terjun ke dunia yang sebenarnya, fandomisme yang ada di diri kami itu hampir semuanya menghilang. Gue yang tadinnya suka Band-band J-rock dan Pop, udah lumayan jarang dengerin musik lagi. Atau yang tadinya suka nonton anime dan dorama, jadi lebih selektif lagi. Cuma yang seru aja yang gue tonton. Atau sebagian besar bacaan gue udah beralih ke novel, meskipun gue masih baca komik juga. Jadi intinya, darah fandomisme udah lumayan berkurang jauh.

Alasan kita nggak cukup untuk ke Jepang, maksudnya... “Buat apa? Jalan-jalan doang? Yah... kurang nampol.” Beberapa dari teman, pergi ke Jepang punya tujuannya masing-masing, misal : Nonton konser penyanyi kesukaan, beli buku yang cuma dijual di sana (dan beli dalam jumlah yang banyak), beli action figure limited edition yang cuma dijual di sana, atau menguntit artis atau penyanyi kesukaan (level ini udah Pyscotingkat dewa xD)

Lalu tanpa pikir panjang, gue bilang sama Phidut “Gimana kalau kita observasi mesjid-mesjid yang ada di sana?”

Karena kebetulan akhir-akhir ini berita tentang makanan halal dan Prayer room yang ada di Jepang mulai menjamur, gue jadi tertarik tentang hal itu.
“Boleh tuh,” Phidut mengiyakan. Saat itu kita cerita sama temen sekantor kita Teh Yelni, dan doi tanpa ba-bi-bu menyatakan ingin ikut. Lalu pencarian tiket mulai gue lancarkan.
  1. Dulu impian gue ke sana demi ngeliat salju, tapi setelah baca artikel tentang orang-orang yang banyak nggak bisa tahan dengan dinginnya salju, gue mikir ulang. So, gue tetapkan untuk pergi di musim gugur sekitar oktober-november (yang berarti sekitar 4-5 bulan lagi).
  2. Kedua adalah list tempat yang mau di datengin. Berhubung gue mencari tiket promo termurah pada bulan itu (beli tiket pergi yang termurah dan pulang yang termurah), akhirnya terkalkullasilah 12 hari perjalanan. Sehingga gue harus menetapkan tempat destinasi yang banyak.
  3. Selanjutnya transportasi. Kalau destinasinya beberapa daerah yang jauh-jauh dan harus menggunakan kereta cepat untuk ke sana, coba cari alternatif transportasi yang lebih murah tapi kalau nggak dapet sebaiknya dicoret dari daftar destinasi.
  4. Hotel atau tempat menginap di sana. Cari yang termurah jangan lupa baca-baca dulu reviewnya.
  5.  Cocokan tempat destinasi dengan “apa yang menjadi tujuan kita di tempat itu”
  6. Terakhir, jangan lupa siapkan paspor, visa (atau paspor elektrik bagi yang nggak mau repot-repot ngurusin visa), print-an tiket-tiket dan peta, bekal makanan dari rumah (baik instan atau matang).
 Kita rekap berdasarkan garis besar hal yang direncanakan dan yang terrealisasikan (maupun nggak).


Tujuan
Yang terealisasikan
Keterangan
Tokyo : Masjid Tokyo Camii, Masjid Asakusa Darul Al-arqam, Masjid Otsuka, Masjid Ueno As-salam
Yang berhasil di datangi : Masjid Tokyo Camii, Masjid Asakusa Darul Al-arqam, Masjid Otsuka, Prayer room Laox, Prayer room di Naritaya – Ramen halal, solat di taman deket Tokyo dome.
Saat nyari masjid Ueno kita nyasar karena turun di Stasiun Ueno. Padahal masjid itu jaraknya lebih deket kalau turun di stasiun Okachimachi (satu stasiun setelah St. Ueno)
Nagoya : Masjid Nagoya
Yang berhasil di datangi : Masjid Nagoya
Di Nagoya Cuma sehari dan langsung caw ke Osaka malamnya.
Osaka : Masjid Osaka.
Yang berhasil di datangi :-
Selama di Osaka dan menetap di hotel, kita solat di hotel.
Kobe : Masjid Kobe
Yang berhasil di datangi : Masjid Kobe

Nara : Masjid Osaka.
Yang berhasil di datangi : Masjid Osaka.
Sekitar Nara hampir nggak ada mesjid terdekat, makanya muter balik ke arah mesjid Osaka.
Kyoto : Islamic Culture Center, Masjid Ibaraki di Toyokawa.
Yang berhasil di datangi : Islmaic culture center, Prayer room Gion Naritaya – ramen halal 
Saat ke Kyoto kita ke sana hari minggu dan ICC-nya tutup, padahal udah capek-capek nyari, nyasar sana-sini.
Soeta Airport, KL Airport, Haneda Airport & Kansai Airport : Prayer room Airport
Yang berhasil di datangi : Prayer room Airport
Perbandingannya :
Soeta airport ada mesjid sendiri di Luar (tepatnya di terminal tiga), Musolahnya minimalis sekali.
KL airport ada musollah di setiap gate dan ruang tunggu, lebih besar dari musolah di soeta.
Haneda airport : ada dua prayer room kiri dan kanan (bersebelahan, tapi nggak ada petunjuk yang mana buat cewek atau cowok. Lumayan nyaman, lebih besar dari musolah KL, tapi hanya ada di lantai 3.
Kansai airport : tempatnya lebih besar dan luas dari musolah yang disebutkan di atas.



Kemudian rician garis besar biaya yang habis digunakan dari awal keberangkatan sampai pulang.

Untuk :
Biaya
Keterangan
Tiket Pergi : JKT- KL - HND
Rp. 1.485.000

Tiket Pulang : KNS - KL – JKT
Rp. 2.070.000

Tiket willer : TKY - NGY
Rp.    408.000

Tiket willer : NGY - OSK
Rp.    325.000

Hotel Tokyo
Rp. 0
Karena numpang tidur di rumah temen, kita nitip barang di koin loker, hrga koin loker dari 300-500/ hari di terimal JR otsuka (berbeda berdasarkan size loker)
Hotel Nagoya
Rp. 0
Di Nagoya hanya satu hari. Berangkat malam dari Tokyo, sampai pagi jam 6, malamnya Naik willer lagi tujuan Osaka.
Hotel Osaka : Hotel Kaga
Rp. 977.500 (8500, dalam kurs yen 115, 6 hari 5 malam)
Bayar lunas ketika check in di hotel, plus uang penjamin kunci 1000 yen. Kalau kunci sampe ilang uang gak kembali, tapi kalo masih ada sampai check out nanti, uang itu akan dikembaliin ke kita.
Transportasi  :
Kansai Thru pass
Tokyo Metro
Metro subway & JR
Cable Car Mount Rokko
Tiket masuk Kinkakuji
Tiket kereta ketengan, makan, beli oleh-oleh dan lain-lain

Dalam yen kurs 115 :
5200/ 3 hari = Rp. 598.000
1000/ 1 hari = Rp. 115.000
1500/ 1 hari = Rp. 172.500
950/ bolak-balik =Rp. 109.250
400/ 1 kali =  Rp. 46.000
42.450= Rp. 4.881.750


Sebisa mungkin cari tempat wisata yang gratis.
Untuk makan saat jalan-jalan : 2 kali makan kebab 600 yen dan 2 kali makan ramen halal : 1000 yen.
Karena udara di sana lumayan dingin, tiap laper selalu beli onigiri s/d 140 yenan.
Total uang yang terpakai selama 12 hari di Jepang
Dikonvert dengan kurs 115 :
Rp. 11.188.000;

Berarti untuk 12 hari di Jepang, per orang kami menghabiskan uang Rp. 931.667/ hari

Karena baru pertama kali kita pergi ke Jepang dan tanpa guide sama sekali, oh... beberapa temen di Tokyo jadi guide dadakan sih (lepas dari Tokyo, hanya modal google maps dan peta), jadi bisa dikatakan perjalanan ini nggak seutuhnya lancar-lancar aja. Cerita selengkapnya kita bagi per daerah aja yak. *lanjut nulis lagi*

No comments:

Post a Comment