Kali ini gue coba sharing pengalaman gue kemaren selama 12 hari perjalan gue ke Jepang dengan ketiga orang temen gue. Oke langsung aja cekidot di bawah ya...
Rekap Pengalaman Backpacker-an Ala Zu dan Kawan-kawan
Awalnya gue dan Phidut masih setengah hati
buat melakukan perjalanan ini. Ke negeri orang, berduaan dan masih belom tahu
akan seperti apa di negara yang minoritas muslim itu. Tapi kalau udah ngomongin
soal Jepang, pergi ke sana adalah salah satu impian dari anak-anak Jurusan
bahasa Jepang kayak kita.
Kita kebetulan angkatan kedua jurusan bahasa
Jepang di kampus, sehingga kesempatan beasiswa nggak terlalu banyak. Pun ketika
ada, kita lagi ada di masa-masa nggak serius ngampus. Setiap mahasiswa pasti
paham fase ini, wahaha. Nah, alhamdulillah dengan rincian kasar, bulan Juni
tahun ini gue dan Phidut itung-itungan uang tabungan kita dan dirasa cukup
untuk bisa sampai Negeri Sakura itu.
Tapi, tujuan kami masih kurang kuat karena
pasalnya setelah lulus dan terjun ke dunia yang sebenarnya, fandomisme yang ada di diri kami itu
hampir semuanya menghilang. Gue yang tadinnya suka Band-band J-rock dan Pop,
udah lumayan jarang dengerin musik lagi. Atau yang tadinya suka nonton anime
dan dorama, jadi lebih selektif lagi. Cuma yang seru aja yang gue tonton. Atau
sebagian besar bacaan gue udah beralih ke novel, meskipun gue masih baca komik
juga. Jadi intinya, darah fandomisme
udah lumayan berkurang jauh.
Alasan kita nggak cukup untuk ke Jepang,
maksudnya... “Buat apa? Jalan-jalan doang? Yah... kurang nampol.” Beberapa dari
teman, pergi ke Jepang punya tujuannya masing-masing, misal : Nonton konser penyanyi
kesukaan, beli buku yang cuma dijual di sana (dan beli dalam jumlah yang
banyak), beli action figure limited
edition yang cuma dijual di sana, atau menguntit artis atau penyanyi
kesukaan (level ini udah Pyscotingkat
dewa xD)
Lalu tanpa pikir panjang, gue bilang sama
Phidut “Gimana kalau kita observasi mesjid-mesjid yang ada di sana?”
Karena kebetulan akhir-akhir ini berita
tentang makanan halal dan Prayer room yang
ada di Jepang mulai menjamur, gue jadi tertarik tentang hal itu.
“Boleh tuh,” Phidut mengiyakan. Saat itu kita
cerita sama temen sekantor kita Teh Yelni, dan doi tanpa ba-bi-bu menyatakan
ingin ikut. Lalu pencarian tiket mulai gue lancarkan.
- Dulu impian gue ke sana demi ngeliat salju, tapi setelah baca artikel tentang orang-orang yang banyak nggak bisa tahan dengan dinginnya salju, gue mikir ulang. So, gue tetapkan untuk pergi di musim gugur sekitar oktober-november (yang berarti sekitar 4-5 bulan lagi).
- Kedua adalah list tempat yang mau di datengin. Berhubung gue mencari tiket promo termurah pada bulan itu (beli tiket pergi yang termurah dan pulang yang termurah), akhirnya terkalkullasilah 12 hari perjalanan. Sehingga gue harus menetapkan tempat destinasi yang banyak.
- Selanjutnya transportasi. Kalau destinasinya beberapa daerah yang jauh-jauh dan harus menggunakan kereta cepat untuk ke sana, coba cari alternatif transportasi yang lebih murah tapi kalau nggak dapet sebaiknya dicoret dari daftar destinasi.
- Hotel atau tempat menginap di sana. Cari yang termurah jangan lupa baca-baca dulu reviewnya.
- Cocokan tempat destinasi dengan “apa yang menjadi tujuan kita di tempat itu”
- Terakhir, jangan lupa siapkan paspor, visa (atau paspor elektrik bagi yang nggak mau repot-repot ngurusin visa), print-an tiket-tiket dan peta, bekal makanan dari rumah (baik instan atau matang).
Tujuan
|
Yang terealisasikan
|
Keterangan
|
Tokyo : Masjid Tokyo Camii, Masjid Asakusa Darul
Al-arqam, Masjid Otsuka, Masjid Ueno As-salam
|
Yang berhasil di datangi : Masjid Tokyo Camii, Masjid
Asakusa Darul Al-arqam, Masjid Otsuka, Prayer room Laox, Prayer room di
Naritaya – Ramen halal, solat di taman deket Tokyo dome.
|
Saat nyari masjid Ueno kita nyasar karena turun di
Stasiun Ueno. Padahal masjid itu jaraknya lebih deket kalau turun di stasiun
Okachimachi (satu stasiun setelah St. Ueno)
|
Nagoya : Masjid Nagoya
|
Yang berhasil di datangi : Masjid Nagoya
|
Di Nagoya Cuma sehari dan langsung caw ke Osaka
malamnya.
|
Osaka : Masjid Osaka.
|
Yang berhasil di datangi :-
|
Selama di Osaka dan menetap di hotel, kita solat di
hotel.
|
Kobe : Masjid Kobe
|
Yang berhasil di datangi : Masjid Kobe
|
|
Nara : Masjid Osaka.
|
Yang berhasil di datangi : Masjid Osaka.
|
Sekitar Nara hampir nggak ada mesjid terdekat, makanya
muter balik ke arah mesjid Osaka.
|
Kyoto : Islamic Culture Center, Masjid Ibaraki di
Toyokawa.
|
Yang berhasil di datangi : Islmaic culture center,
Prayer room Gion Naritaya – ramen halal
|
Saat ke Kyoto kita ke sana hari minggu dan ICC-nya
tutup, padahal udah capek-capek nyari, nyasar sana-sini.
|
Soeta Airport, KL Airport, Haneda Airport & Kansai
Airport : Prayer room Airport
|
Yang berhasil di datangi : Prayer room Airport
|
Perbandingannya :
Soeta airport ada mesjid sendiri di Luar (tepatnya di
terminal tiga), Musolahnya minimalis sekali.
KL airport ada musollah di setiap gate dan ruang
tunggu, lebih besar dari musolah di soeta.
Haneda airport : ada dua prayer room kiri dan kanan
(bersebelahan, tapi nggak ada petunjuk yang mana buat cewek atau cowok.
Lumayan nyaman, lebih besar dari musolah KL, tapi hanya ada di lantai 3.
Kansai airport : tempatnya lebih besar dan luas dari
musolah yang disebutkan di atas.
|
Kemudian rician garis besar biaya yang habis
digunakan dari awal keberangkatan sampai pulang.
Untuk :
|
Biaya
|
Keterangan
|
Tiket Pergi : JKT- KL - HND
|
Rp. 1.485.000
|
|
Tiket Pulang : KNS - KL – JKT
|
Rp. 2.070.000
|
|
Tiket willer : TKY - NGY
|
Rp. 408.000
|
|
Tiket willer : NGY - OSK
|
Rp. 325.000
|
|
Hotel Tokyo
|
Rp. 0
|
Karena numpang tidur di rumah temen, kita nitip barang
di koin loker, hrga koin loker dari 300-500/ hari di terimal JR otsuka
(berbeda berdasarkan size loker)
|
Hotel Nagoya
|
Rp. 0
|
Di Nagoya hanya satu hari. Berangkat malam dari Tokyo,
sampai pagi jam 6, malamnya Naik willer lagi tujuan Osaka.
|
Hotel Osaka : Hotel Kaga
|
Rp. 977.500 (8500, dalam kurs yen 115, 6 hari 5 malam)
|
Bayar lunas ketika check in di hotel, plus uang
penjamin kunci 1000 yen. Kalau kunci sampe ilang uang gak kembali, tapi kalo
masih ada sampai check out nanti, uang itu akan dikembaliin ke kita.
|
Transportasi :
Kansai Thru pass
Tokyo Metro
Metro subway & JR
Cable Car Mount Rokko
Tiket masuk Kinkakuji
Tiket kereta ketengan, makan, beli oleh-oleh dan lain-lain
|
Dalam yen kurs 115 :
5200/ 3 hari = Rp. 598.000
1000/ 1 hari = Rp. 115.000
1500/ 1 hari = Rp. 172.500
950/ bolak-balik =Rp. 109.250
400/ 1 kali =
Rp. 46.000
42.450= Rp. 4.881.750
|
Sebisa mungkin cari tempat wisata yang gratis.
Untuk makan saat jalan-jalan : 2 kali makan kebab 600
yen dan 2 kali makan ramen halal : 1000 yen.
Karena udara di sana lumayan dingin, tiap laper selalu
beli onigiri s/d 140 yenan.
|
Total uang yang terpakai selama 12 hari di Jepang
|
Dikonvert dengan kurs 115 :
Rp. 11.188.000;
|
Berarti untuk 12 hari di Jepang, per orang kami
menghabiskan uang Rp. 931.667/ hari
|
No comments:
Post a Comment