Saatnya berbagi cerita dan reiew. Perhatian, tulisan ini dibuat atas dasar perasaan yang dirasa penulis, Setiap orang mempunyai kesan yang berbeda-beda pada suatu tempat, so, jangan dipukul rata, ya Gaes... ;)
Siap? Cekidot!
Mencari Ketenangan Di Gili Trawangan
Sebenernya entah sejak kapan gue berpikir Lombok itu tempat
yang lebih keren dari Bali. Jadi meskipun gue belum pernah sama sekali pergi ke
Bali, gue tetap mengidamkan Lombok untuk jadi destinasi jalan-jalan gue selanjutnya
kalau gue ada rezeki buat ke sana.
Dan akhirnya, alhamdulillah rezeki ada dan kesempatan buat
ke Lombok pun terbuka lebar bulan Mei tahun ini. Memangnya ke Lombok pengen
kemananya sih? Nggak tahu, gue nggak ada tempat khusus yang kepengen banget gue
datengin di Lombok. Gue cuma mikir, “Lombok oke, keren juga buat jalan-jalan,
sesekali ke sana ah...” Udah, sebenernya itu doang yang gue pikirin. Sama halnya
saat gue ke Jepang. Tapi karena itulah kadang ada ketidakpuasan atas pencapaian
target, dan itu sedikit-banyak berpengaruh pada nilai rasa jalan-jalan.
Sebenernya dibanding tempat tujuan, gue lebih mengindamkan
nuansa dan suasananya. Misalnya ke Jepang, yang paling bikin gue pengen dateng
ke sana adalah gue mau nyobain musim dinginnya, kalau belom bisa yang salju
gugur pun boleh. Maka jadilah kemaren gue pergi pas gugur. Kalau ada kesempatan
lagi, gue mau pergi ke sana saat salju turun. Oke, kalau ini targetnya
berhubungan dengan musim yang ingin didatangi mungkin.
Tapi kalau ke Lombok kemarin, karena yang terkenal dari
Lombok adalah pantainya, yang gue pengenin itu cuma diem, jalan-jalan sekitar
pantai, menikmati setiap jengkal keindahan pantai. Bukan untuk berenang, bukan
untuk berjemur tapi gue pengen menikmati suasana pantai. Maka waktu itu ketika
kami pertama kalinya menginjakkan kaki di Lombok, sehabis makan siang kami dibawa
pergi menuju salah satu tempat yang katanya pantainya indah, yaitu Gili
Terawangan.
Nyampe sana, suasana yang gue harapkan buyar begitu aja. Pantai
rame, masuk ke arah dalam pulau makin rame sama wisatawan bule dan bar-bar. Gue
sungguh nggak familiar dengan suasana yang seperti itu. Kami lebih berasa jadi
orang asing di sana. Selesai makan malam bareng, gue lebih milih diem di kamar
karena gue lebih suka ketenangan, plus masih shiplag wakaka. Belum lagi
kehujanan, karena sebelumnya kita pergi buat nyari spot poto-poto di ujung
pulau.
Kaki gue sempet lecet karena pergi ke sana dengan sendal
jepit, tapi nggak nyesel, sumpah. Tempat dan suasana yang gue inginkan akhirnya
terpampang di depan mata gue.
Tempat yang seperti ini yang gue idam-idamkan di pantai. Bukan
bar-bar yang berjejer di tepian pantai, bukan pantai yang ramai yang banyak
orang ingin menikmatinya. Iya gue egois kalau pengen pantai indah yang sepi,
tapi itulah pantai yang gue idam-idamkan. Dengan begitu gue mendapatkan
perasaan nyaman dan ketenangan yang gue inginkan.
Kalau gue disuruh milih, gue lebih memilih gunung daripada
pantai. Tapi pantai yang gue gambarkan di atas nggak jelek juga jadi tempat
tujuan jalan-jalan.
Meskipun waktu yang kami habiskan sebentar, gue cukup suka
dengan spot yang kami temui dan waktu yang kami habiskan di sana. Setelah dihubungi
oleh beberapa teman yang lain kamipun segera kembali ke penginapan dan bersiap
untuk kembali ke Mataram, Lombok.
Uwuwuwuwuwuwuwu :3
ReplyDelete